KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) mencatat maraknya kasus pembobolan data yang terjadi di Indonesia berimbas pada peningkatan permintaan jasa
cyber security alias keamanan siber di semester I 2023. Direktur MTDL Randy Kartadinata menuturkan pada semester I 2023, penjualan produk dan jasa
cyber security perseroan, meningkat 240% dibanding tahun sebelumnya. "Walaupun peningkatannya tinggi namun kontribusi penjualan produk dan jasa
cyber security secara total tidak terlalu signifikan kontribusinya dibandingkan dengan penjualan produk lain, yang penjualan per tahunnya mencapai ratusan miliar," jelasnya kepada Kontan, Senin (11/9).
Lebih jauh Randy melanjutkan, saat ini antivirus dipandang sudah tidak cukup untuk menjaga postur keamanan siber sebuah perusahaan, karena semakin canggih alias
advanced insiden
cyber security yang terjadi saat ini.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Optimistis dengan Prospek Harga CPO hingga Akhir Tahun Ia memberikan gambaran, permintaan jasa
cyber security yang datang ke MTDL meningkat khususnya di area identifikasi, pendeteksian dan respons penanganan dengan solusi
security. Bila dirunut lebih jauh, hal tersebut terjadi di area solusi
security monitoring yang terpadu yang bisa menggabungkan ke 3
security point, yaitu jaringan (perangkat
network),
server, client (
end point). Lalu, pengamanan akses korporasi dari
device-device yang melakukan akses ke
corporate IT system. Terakhir adalah pencegahan kebocoran data melalui teknologi seperti
data loss prevention. Randy mengatakan, porsi kontribusi pendapatan tertinggi masih dipegang oleh unit bisnis distribusi sebesar 71% dan unit bisnis solusi dan konsultasi yang berkontribusi 29%. "Penggerak utama segmen distribusi adalah penjualan PC dan
notebook. Sedangkan di segmen Solusi dan Konsultasi, penggerak pendapatan utama berasal dari
software berkontribusi sebesar 52% di semester I 2023," paparnya. Sebagai informasi, pada semester I 2023 MTDL membukukan pendapatan Rp 9,34 triliun, turun 3,90% dari perolehan periode yang sama tahun lalu di angka Rp 9,72 triliun. Lalu pos laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat di angka Rp 272,21 miliar alias naik tipis 0,34% dari Rp 271,28 miliar.
Baca Juga: Surya Pratiwi (SPTO) Catat Penurunan Pendapatan Sebesar 36,12% pada Semester I "MTDL mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 9,3 triliun, di mana raihan tersebut masih mengalami penurunan sebanyak 4% secara YoY. Namun, jika dibandingkan dengan antarkuartal perusahaan telah mengalami pertumbuhan pendapatan 7% QoQ," imbuhnya. Pos aset meningkat di angka Rp 9,19 triliun dari Rp 8,58 triliun, lalu liabilitas di angka Rp 4,57 triliun dari Rp 4,16 di akhir 2022, lalu ekuitas di angka Rp 4,61 triliun dari Rp 4,41 triliun di akhir 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi