JAKARTA. Pemerintah agaknya harus lebih tegas melaksanakan kebijakannya terkait penggunaan rupiah untuk setiap transaksi di sektor Industri. Pasalnya, banyak industri menjadi korban karena tak sanggup menghadapi fluktuatif nilai tukar rupiah terhadap dolar. Salah satunya, industri pengolahan plastik di sektor hilir petrokimia mengaku terancam rugi hingga US$1,44 miliar pada tahun depan menyusul masih berlangsungnya penggunaan transaksi domestik dengan nilai tukar dolar AS untuk berbagai kebutuhan penunjang produksi. Pengusaha memperkirakan, depresiasi rupiah terhadap dolar AS akan terus terjadi hingga akhir 2009 menyusul ketidakpastian ekonomi dunia. "Keadaan itu berdampak pada meningkatnya kerugian di sektor pengolahan plastik yang selama ini terpaksa menyesuaikan transaksi dengan mata uang dolar AS untuk pembelian bahan baku dari sektor hulu petrokimia," kata Presiden Direktur PT Dynaplast Tbk Tirtadjaja Hambali, Rabu. Pengusaha mengaku berat dengan kondisi saat ini. Mereka sebenarnya telah sejak lama berharap bahwa setiap transaksi terutama yang berhubungan dengan proses produksi menggunakan rupiah seperti pembelian bahan baku, gas dari PT Perusahaan Gas Negara, termasuk kebutuhan kertas cetak dan tinta.
Maraknya Penggunaan Dolar Sebabkan Industri Produk Plastik Merugi
JAKARTA. Pemerintah agaknya harus lebih tegas melaksanakan kebijakannya terkait penggunaan rupiah untuk setiap transaksi di sektor Industri. Pasalnya, banyak industri menjadi korban karena tak sanggup menghadapi fluktuatif nilai tukar rupiah terhadap dolar. Salah satunya, industri pengolahan plastik di sektor hilir petrokimia mengaku terancam rugi hingga US$1,44 miliar pada tahun depan menyusul masih berlangsungnya penggunaan transaksi domestik dengan nilai tukar dolar AS untuk berbagai kebutuhan penunjang produksi. Pengusaha memperkirakan, depresiasi rupiah terhadap dolar AS akan terus terjadi hingga akhir 2009 menyusul ketidakpastian ekonomi dunia. "Keadaan itu berdampak pada meningkatnya kerugian di sektor pengolahan plastik yang selama ini terpaksa menyesuaikan transaksi dengan mata uang dolar AS untuk pembelian bahan baku dari sektor hulu petrokimia," kata Presiden Direktur PT Dynaplast Tbk Tirtadjaja Hambali, Rabu. Pengusaha mengaku berat dengan kondisi saat ini. Mereka sebenarnya telah sejak lama berharap bahwa setiap transaksi terutama yang berhubungan dengan proses produksi menggunakan rupiah seperti pembelian bahan baku, gas dari PT Perusahaan Gas Negara, termasuk kebutuhan kertas cetak dan tinta.