Maret 2017, laju pembiayaan PNM tumbuh 42%



JAKARTA. Laju pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sampai kuartal I ini melaju kencang. Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja menyebut tahun ini, PNM memasang target pembiayaan sebesar Rp 8,1 triliun. Target tersebut naik jika dibandingkan pencapaian tahun lalu sekitar Rp 5,4 triliun.

Menurutnya, target tersebut akan terpenuhi jika jumlah nasabah Mekaar mencapai 2 juta dan nasabah Ulam mencapai 73.000. "Jika nasabahnya Mekaar sesuai target bisa menyalurkan pembiayaan Rp 3,5 triliun. Sedangkan untuk Ulam bisa menyalurkan Rp 4,7 triliun. Sampai saat ini, nasabah Mekaar ada 667.000 dan nasabah ULaMM ada 71.000," ujar Parman kepada KONTAN, Rabu (12/4).

Parman juga mengungkapkan, hingga Maret 2017, PNM telah menyalurkan pembiayaan Rp 5,4 triliun (outstanding), naik 42% secara year on year (yoy).


BUMN spesialis kredit mikro ini membidik nasabah perempuan berpenghasilan rendah untuk menggenjot pembiayaan pada program membina keluarga sejahtera (Mekaar). Kini program Mekaar telah berlangsung di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Madura, Sorong, dan Kupang.

Rencananya, program Mekaar menyebar di seluruh Indonesia di setiap Unit Layanan Modal Mikro atau ULaMM. "Tahun ini kami berencana menambah wilayah baru untuk program Mekaar di NTT, Sumbawa, dan Papua," ujar Parman.

Parman menuturkan, untuk mencapai target tersebut, PNM akan meningkatkan pembinaan nasabah agar lebih disiplin, berusaha, dan bekerja keras dalam melakukan kegiatan mikro ini. Selain itu, untuk program Ulam PNM akan meningkatkan ULaMM capacity building agar bisa lebih baik.

"Untuk program kami akan perbaiki lending (pembiayaan) dengan penjualan digitalisasi. Saat ini masih proses dengan internal PNM sendiri. Program ULaMM ini merupakan program untuk pembiayaan Rp 50 juta sampai dengan Rp 200 juta, bahkan Rp 300 juta jika sudah berkembang jauh.

Untuk itu, pihaknya membutuhkan sokongan pendanaan sebagai modal kerja. Tahun ini, PNM kembali berencana menerbitkan surat utang (obligasi) dengan total nilai sebesar Rp 4 triliun.

"Saat ini, masih kita ajukan ke Otoritas Jasa Keuangan. Namun tahun ini kami hanya menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar Rp 2,5 triliun yang dibagi dua tahap pada semester 1 dan semester 2," ujar Parman.

Sumber pendanaan perseroan ini, sebesar 65 dari capital market termasuk obligasi, perbankan baik BUMN dan swasta sebesar 25%, dan sisanya dana dari pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie