KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan puncak panen raya gabah akan mulai berlangsung pada Maret-April tahun ini. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi memprediksi gabah yang akan dipanen bisa mencapai 13 juta ton-14 juta ton atau sekitar 7 ton setara beras pada masa panen pertama di tahun ini. "Jadi setelah ini, mari kita bersama-sama dengan Bulog melakukan penyerapan, apalagi nanti di Maret-April, gabah yang akan dipanen bisa sekitar 13 juta ton-14 juta ton," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1).
Arief memastikan pada masa panen ini Bulog akan mulai membeli gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dengan ketetapan anyar yakni Rp 6.500/kg atau naik dari sebelumnya Rp. 6.000/kg. Baca Juga:
Bulog Tetap Serap Beras Petani Meski Tak Sesuai Standar Pada tahun ini, Bulog juga ditargetkan untuk menyerap beras sebanyak 2,5 juta - 3 juta ton setara beras dalam bentuk GKP setara beras 600 ribu ton, Gabah Kering Giling (GKG) setara beras 900 ribu ton, dan 1,5 juta ton dalam bentuk beras di seluruh Indonesia. "Ini sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo, pemerintah itu harus memperhatikan petani pangan domestik," jelas Arief. Sebagaimana diketahui, melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tanggal 12 Januari 2025, HPP gabah dan beras telah disesuaikan kembali menjadi lebih baik. Salah satunya, HPP beras di gudang Bulog ditetapkan sebesar Rp 12.000/kg dengan kualitas derajat sosoh minimal 100%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 25%, dan butir menir maksimal 2%. Arief mengatakan standar penyerapan beras Bulog dilakukan penyesuaian utamanya terkait derajat sosoh yang sebelumnya 95% menjadi 100%. Hal itu agar masyarakat sebagi konsumen mendapatkan kualitas beras yang baik, tentunya putih, tidak kusam, dan juga tentu agar penggilingan padi naik kelas. Kemudian Arief juga menitikberatkan bahwa kadar air dalam beras bersifat mutlak, sehingga kadar air harus dipastikan sesuai standar yang telah ditetapkan bagi Bulog. "Untuk itu diperlukan fasilitas mesin dryer (pengering). Hal ini supaya kualitas beras yang dikelola Bulog dapat selalu terjaga," urainya.
Baca Juga: Badan Pangan Nasional Targetkan Bulog Serap Beras 3 Juta Ton di Tahun Ini Perum Bulog memastikan tetap menyerap seluruh gabah kering panen (GKP) petani meskipun tidak sesuai dengan standar ketentuan yang ditetapkan pemerintah yakni Kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%. Namun, apabila kualitas gabah di luar kualitas yang ditetapkan pemerintah, maka akan dibeli dengan harga penyesuaian atau rafaksi sesuai dengan tabel standar harga yang ditetapkan pemerintah.
"Harga Rp 6.500/kg adalah GKP di tingkat petani dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%. Apabila kualitas gabah di luar kualitas di atas, maka akan dibeli dengan harga penyesuaian," jelas Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo