Maret deflasi, masih ada tantangan inflasi setahun



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis inflasi pada tahun ini bisa dijaga sesuai target 4%. Mengingat sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan deflasi sebesar 0,02% pada Maret 2017.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, sumbangan deflasi dari komponen volatile food pada maret mudah-mudahan bukan hanya masa panen, melainkan untuk selanjutnya.

Asal tahu saja, kelompok volatile food pada bulan Maret 2017 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,77% (mtm) melanjutkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,36% (mtm).


“Maret memang ada panen ya. Jadi ya, Alhamdulillah bahwa di 2017 bulan Maret yang terjadi adalah deflasi 0,02%. Kalau kami lihat penyebabnya memang volatile food deflasi 0,77% itu. Jadi ya mudah-mudahan bukan hanya masa panen, tapi untuk selanjutnya kita bisa terus mengontrol mengenai volatile food. Ya di situ kuncinya konsumsi dan distribusi,” kata Mirza di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (5/4).

Namun demikian, menurut Mirza, dari terjadi deflasi satu bulan itu tidak bisa kemudian pemerintah menjadi santai.

“Karena ini masih tiga bulan, kita masih punya tantangan Lebaran. masih ada tantangan juga di harga minyak internasional bagaimana dampaknya kepada inflasi di Indonesia,” ujarnya.

Deflasi pada Maret tersebut terutama bersumber dari komoditas cabai merah, beras, cabai rawit, ikan segar, telur ayam ras, dan bawang putih. Penurunan harga cabai dan beras terjadi seiring dengan melimpahnya pasokan karena panen.

Deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga bawang merah dan minyak goreng. Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar 2,89% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini