Margin Indocement (INTP) Bakal Lebih Sehat, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) bakal mencetak margin yang lebih sehat di tahun 2023. Langkah INTP mengamankan kontrak batu bara domestic market obligation (DMO) dapat meminimalisir tekanan biaya pengeluaran.

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menjelaskan bahwa INTP masih mampu mencetak kenaikan pendapatan di saat volume penjualan turun. Hal tersebut karena pendapatan INTP didukung kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) di tengah kenaikan beban produksi.

Dalam periode Januari-September 2022, INTP mencetak volume penjualan secara keseluruhan sebesar 12,4 juta ton. Jumlah ini turun 294.000 ton atau 2,3% dari volume penjualan di periode yang sama tahun lalu.


Dari situ, pendapatan penjualan INTP mencapai Rp 10,66 triliun. Angka tersebut naik 9,9% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 11,61 triliun.

Baca Juga: Penjualan Semen Diproyeksi Naik, Simak Rekomendasi Saham Indocement (INTP)

Namun kenaikan pendapatan ini diikuti dengan kenaikan sejumlah beban. Salah satunya beban pokok pendapatan yang naik 17,1% menjadi Rp 8,21 triliun dari sebelumnya Rp 7,01 triliun. Salah satu komponen yang naik adalah beban bahan bakar dan energi yang naik 33,38% menjadi Rp 3,97 triliun.

Beban penjualan juga naik 2,01% menjadi Rp 1,87 triliun, beban umum dan administrasi naik 6,86% menjadi Rp 511,36 miliar. Alhasil, laba bersih produsen semen merek Tiga Roda ini terkoreksi 21,63% menjadi Rp 946,85 miliar per kuartal ketiga 2022 dari sebelumnya Rp 1,20 triliun per kuartal ketiga 2021.

Kendati demikian, Lukman melihat ada potensi margin INTP mulai terjadi normalisasi pada tahun 2023. Batu bara DMO yang telah diamankan INTP hingga kuartal pertama 2023 diiringi penurunan harga energi dan posisi bakal mencetak margin yang lebih sehat.

 "Sehingga kami melihat gross profit margin (GPM) INTP dapat kembali pulih di atas 30%," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (26/1).

Baca Juga: Meski Penjualan Masih Lesu, Tapi Sentimen Positif Ini Bakal Kerek Penjualan Semen

Lukman menilai pertumbuhan permintaan semen masih akan moderat pada tahun 2023 dengan dorongan proyek Ibu Kota Negara (IKN). Selain itu, INTP yang memperkuat bisnisnya di Indonesia timur dengan bekerja sama dengan Semen Bosowa Maros juga dapat meningkatkan pangsa pasar.

Analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery dalam riset 21 November 2022 mengatakan, bahwa upaya perusahaan untuk mendapatkan stok batubara yang lebih murah pada skema batubara DMO telah mengurangi beban INTP.  

"Dalam periode harga batubara yang tinggi, INTP mengalami tekanan biaya bahan bakar dan energi," ungkap Michael dalam riset pada 21 November lalu.

Perlu diketahui, dalam aturan DMO, pemerintah menetapkan harga batu bara US$ 70 per metrik ton. Sementara itu, untuk industri pupuk dan semen harga yang diatur senilai US$ 90 per metrik ton.

Michael bilang, peraturan DMO ini bakal mengurangi tekanan bahan bakar & energi yang diperkirakan naik lebih lambat sebesar 5,0% year-on-year (YoY) di tahun 2023.

Baca Juga: Volume Penjualan Semen Indocement (INTP) Capai 15 Juta Ton Hingga November 2022

Analis Astronacci International Gema Goeyardi dalam riset 28 Desember 2022 menyoroti bahwa INTP telah berupaya untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif. Hal itu dilakukan guna meredam tekanan harga batubara sebagai bahan baku semen.

Sejak 2015 hingga kuartal ketiga 2022, efisiensi biaya terus dilakukan dengan peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dan penggunaan batubara berkalori rendah atau low calorific value (LCV).

"Tingkat konsumsi bahan bakar alternatif INTP terakhir mencapai 18,4% dengan 81,6% berasal dari bahan bakar fosil," ungkap Gema.

Ke depan, Gema bilang, fokus emiten produsen semen tiga roda ini pada efisiensi dan melirik proyek di Ibukota Negara Nusantara. IKN dianggap bisa menjadi katalis positif untuk permintaan semen.  

Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa Targetkan Pertumbuhan Penjualan Single Digit Tahun Ini

Michael menambahkan, INTP juga masih berekspansi guna memperluas pangsa pasar. Operasi penggilingan Banyuwangi telah menunjukkan ekspansi di pasar Jawa Timur karena mendorong pertumbuhan volume di area tersebut sebesar 29,4% YoY sekaligus memperbesar pangsa pasarnya.

Per kuartal ketiga 2022, pangsa pasar INTP naik menjadi 26,1% dari posisi sebelumnya 24,8% di kuartal ketiga 2021. Pada basis area penjualan, penjualan area Jawa tertekan karena agresivitas pemain baru dan merek Tier 2. Hal tersebut terkait penyesuaian harga jual terbaru yang semakin memperlebar selisih harga INTP dengan kompetitor.

Karena itu, lanjut Michael, perlu diwaspadai risiko terkait permintaan semen domestik yang melemah berkepanjangan, biaya bahan bakar dan energi yang lebih tinggi, serta agresivitas pemain baru industri semen di area Jawa.

Michael menyematkan add untuk saham INTP dengan target harga di Rp 11.200 per saham. Sedangkan, Gema merekomendasikan buy saham INTP pada target harga Rp 10.575 per saham. Lukman juga merekomendasikan buy INTP dengan target harga di Rp 11.250 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati