Jakarta. Tren penurunan bunga di perbankan konvensional turut menjalar ke perbankan syariah. Sejumlah bankir syariah yang dihubungi KONTAN mengklaim telah memangkas margin pembiayaan sedikitnya 50 basis poin (bps) sejak awal tahun. 

Bankir syariah rela menurunkan margin pembiayaan karena imbal hasil deposito sudah turun terlebih dahulu.

"Margin di bank syariah turun lebih kecil dibandingkan bank konvensional karena kredit bermasalah (non performing financing/NPF) masih tinggi," ujar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulya Siregar, Jumat (30/9).

Electronic City Optimalkan Inovasi dan Kolaborasi Bersama Pelanggan Selama 24 Tahun

Rasio NPF gross perbankan syariah sebesar 4,81% per Juli 2016, turun tipis ketimbang Juli 2015 yang sebesar 4,89%.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan, bank syariah memangkas margin pembiayaan tiga bulan setelah suku bunga kredit bank konvensional turun. "Yang cepat penyesuaiannya margin akad murabahah, sedangkan akad musyarakah lebih lama," jelas Imam.

Hingga September 2016, BNI Syariah sudah menurunkan margin pembiayaan sebanyak 50 bps. Imam menambahkan, di kuartal IV 2016, pihaknya tidak akan menurunkan margin pembiayaan lantaran bunga The Fed diramal naik.

Direktur Wholesale dan Treasury PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Kusman Yandi mengatakan, sejak awal tahun BSM telah memangkas margin pembiayaan hingga 75 bps. "Sudah turun sekitar 0,25% sampai 0,75%, merata di semua sektor pembiayaan," kata Kusman.

Dia bilang, BSM berencana memangkas lagi margin pembiayaan sebesar 25 bps hingga akhir tahun. 

Wakil Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih bilang, pihaknya belum berencana menurunkan margin pembiayaan. "Tahun ini margin pembiayaan sudah turun 0,5% sampai 1%. Kondisi sekarang, mau pasang pricing berapa pun tidak akan efektif," kata John. 

Mengutip data OJK, imbal hasil deposito bank syariah kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) II turun paling besar atau sebanyak 106 bps sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News