Margin Tebal, Bank-Bank Genjot KTA



JAKARTA Kredit tanpa agunan (KTA) atau personal loan masih menjadi ladang bisnis yang menggiurkan buat bank. Mereka memprediksi, tahun 2010 kompetisi di segmen ini bakal berlangsung keras.

Ketatnya persaingan itu bisa terekam dari target pertumbuhan KTA masing-masing bank. Rata-rata bank menargetkan pertumbuhan KTA tahun ini minimal 20%.

The Royal Bank of Scotland (RBS) Indonesia, misalnya. "Tahun ini kami menargetkan KTA bisa tumbuh 20%-25%," kata Dessy Masri, Kepala Pembiayaan Konsumen RBS Indonesia kepada KONTAN, Kamis (4/2).


Hingga akhir 2009, Dessy, outstanding KTA RBS Indonesia sekitar Rp 1,5 triliun dengan penyaluran kredit baru sebesar Rp 1 triliun. Dessy menjelaskan, komposisi KTA ini mencapai 40% dari total kredit yang disalurkan RBS Indonesia ke segmen ritel. "Sisanya, adalah kartu kredit dan kredit loan yang kecil-kecil," ujarnya.

RBS Indonesia menawarkan produk KTA sejak tahun 2000. Menurut Dessy, di tahun ke sepuluh ini, target penyaluran KTA sebesar 25% merupakan target yang optimistis.

Optimisme pada prospek bisnis kredit tanpa agunan ini juga datang dari Bank DBS Indonesia. Bank yang baru menyalurkan KTA sejak setahun lalu ini mematok pertumbuhan KTA di tahun ini sebesar 30%.

Dengan memakai merek Dana Bantuan Sahabat, kucuran KTA Bank DBS saat ini mencapai Rp 200 miliar. "Kami akan agresif mengucurkan KTA. Target kami tahun ini bisa tumbuh di atas 30% ," kata Steffano Ridwan, Senior Vice President Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia.

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) juga melihat peluang besar di bisnis personal loan ini. "Untuk personal loan, tahun ini kami optimis pertumbuhan akan sejalan dengan target kami," kata Winarti, Vice President Business Banking HSBC. Sayangnya Winarti tak bersedia menyebut nilai KTA HSBC saat ini ataupun besaran target.

Kredit multiguna

Steffano menilai, beberapa tahun ke depan permintaan produk KTA belum akan surut. Pasalnya, KTA ini bersifat multiguna. Kredit ini bisa digunakan untuk modal usaha, hingga memenuhi kebutuhan pribadi, seperti renovasi rumah, biaya sekolah, hingga biaya pernikahan.

KTA juga bisa memenuhi kebutuhan dana mendadak karena prosesnya tidak ribet dan cepat. "Jika semua persyaratan sudah lengkap, pencairan bisa dilakukan dalam waktu satu hari," kata Steffano.

Senada dengan Steffano, menurut Dessy, masyarakat Indonesia selalu membutuhkan KTA. Maklum, kebutuhan uang tunai itu tidak mengenal waktu. "Orang menggunakan dana tersebut tidak cuma untuk konsumsi, juga untuk uang sekolah atau menambah modal kerja," katanya. Menurut dia, membaiknya perekonomian tahun ini membuat prospek bisnis KTA kian cerah.

Tentu saja kemudahan itu ada harganya. Bunga KTA amat mahal. Setidaknya, dibanding kredit jenis lain masih lebih tinggi. DBS misalnya, menggetok bunga 1,5% per bulan. Sementara RBS menarik bunga 1,59% perbulan.

Steffano menambahkan, untuk menggenjot sektor ini, Bank DBS akan ekspansif menambah gerai penyalur KTA yang bernama Rumah DBS ke luar Jakarta. “Kami akan lebih banyak lagi membangun Rumah DBS. Di antaranya di Makassar, Surabaya, dan beberapa kota di Sumatra,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.