JAKARTA. Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terlihat bertumbuh. Di semester I-2013, pendapatan PGAS naik 26% menjadi US$ 1,49 miliar year on year. Sedangkan, laba bersih naik 11,64% menjadi US$ 457,5 juta. Analis Ciptadana Securities, Wilim Hadiwijaya menilai, pertumbuhan kinerja PGAS tersebut masih sesuai ekspektasi. Laba bersih PGAS itu sudah mencapai 52% dari proyeksi dia setahun. Kinerja PGAS meningkat karena volume distribusi gas PGAS yang naik 3,4% menjadi sebanyak 827 juta kaki kubik (mmscfd). Kata Wilim, volume distribusi gas itu masih di bawah target yang sebesar 878 mmscfd. Tapi, ia memperkirakan, volume distribusi gas akan tumbuh lebih tinggi di paruh kedua karena permintaan naik.
Sementara, hitungan Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas, Andy Ferdinand, pendapatan PGAS di semester I mencapai 46% dari proyeksi dia setahun. "Masih dapat dikatakan inline," ujar dia. Andy yakin, kinerja PGAS ke depan masih akan setara dengan proyeksi yaitu bisa menghasilkan laba bersih US$ 957 juta di tahun ini. Menurut Andy, kinerja PGAS di semester I 2013 diuntungkan penguatan dollar AS. "Soalnya pendapatan PGAS dalam dollar AS, sementara utang banyak dalam yen yang kursnya cenderung melemah," kata dia. Di semester I 2013, PGAS mencatat laba selisih kurs sebesar US$ 68,23 juta. Utang PGAS dalam yen cukup besar yakni lebih 50% dari total utang. Utang dalam yen setara US$ 482 juta ,sedangkan total utang PGAS mencapai US$ 810 juta. Meski demikian, margin laba kotor PGAS justru turun menjadi 47,29% dari 61,12% di semester I 2012. Pun, margin laba bersih PGAS juga turun menjadi 30,67% dari 34,64%. Andy menilai, kenaikan harga beli gas membuat beban PGAS terus bertambah. Namun, hal tersebut tidak diimbangi kenaikan harga jual. Akibatnya, margin laba PGAS tertekan. Rencana PGAS untuk mengakuisisi blok gas, menurut Andy, bisa mengamankan pasokan gas. Di semester I-2013, PGAS telah menyelesaikan akuisisi 25% hak partisipasi di Blok Ujung Pangkah. Sebelumnya, PGAS telah menyelesaikan kesepakatan penyertaan pada dua blok lain, yaitu Blok Ketapang PSC di Jawa Timur dan Blok Bangkanai PSC di Kalimantan Tengah. Menurut Wilim, PGAS menganggarkan dana US$ 1 miliar untuk akuisisi blok gas dalam beberapa tahun. Dana tersebut sudah digunakan sebesar US$ 363 juta. Artinya, PGAS masih menyisakan dana untuk akuisisi US$ 637 juta. Meski masih mempunyai sisa dana untuk akuisisi cukup besar, Willim berharap, PGAS tetap memperhatikan harga blok gas yang menjadi target akuisisi.
PGAS juga masih memiliki dana kas cukup besar untuk akuisisi senilai US$ 849 juta. "Sekarang bisnis PGAS lebih untuk meningkatkan kas, kami melihat ke depan tidak ada kendala," ujar Willim. Andy masih merekomendasi, buy saham PGAS dengan target harga Rp 6.000 per saham. Wilim juga menyarankan beli saham PGAS dengan target harga Rp 6.750. Sedangkan, analis Panin Sekuritas, Fajar Indra merekomendasikan hold saham PGAS dengan target harga Rp 5.475 per saham. Selasa (10/9), harga saham PGAS stagnan di Rp 5.400 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana