MOMSMONEY.ID - Sebagian orang awam mungkin masih belum tahu apa itu diabetes insipidus. Yuk, simak penjelasannya di sini! Diabetes insipidus (DI) adalah gangguan langka yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur keseimbangan air. Meskipun namanya mirip dengan diabetes mellitus, keduanya sangat berbeda dalam penyebab dan mekanismenya. MomsMoney akan membahasnya pada kesempatan kali ini.
Baca Juga: 9 Tips Menurunkan Gula Darah Tinggi secara Alami saat Hamil Apa itu Diabetes Insipidus? Diabetes insipidus adalah kondisi langka yang menyebabkan rasa haus berlebihan dan membuat tubuh memproduksi urin dalam jumlah sangat banyak, yang biasanya berwarna bening dan tidak berbau. Pada umumnya, orang buang air kecil sekitar 1 hingga 2 liter per hari, tetapi penderita diabetes insipidus bisa buang air kecil antara 3 hingga 20 liter per hari. Ada beberapa jenis utama diabetes insipidus, yaitu jenis sentral, nefrogenik, dan gestasional yang terkait dengan kehamilan. Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Luka Diabetes yang Perlu Anda Ketahui dan Waspadai Jenis-jenis Diabetes Insipidus Mengutip dari laman WebMD, inilah beberapa jenis diabetes indipidus: 1. Diabetes Insipidus Sentral Diabetes insipidus jenis ini terjadi ketika ada kerusakan pada bagian otak yang disebut hipotalamus atau kelenjar hipofisis. Bagian-bagian ini berperan dalam memproduksi atau melepaskan hormon bernama vasopressin, yang berfungsi memberi sinyal kepada ginjal agar menyimpan air dalam tubuh, sehingga urin yang dihasilkan lebih pekat. Ketika vasopressin tidak cukup, ginjal akan mengeluarkan lebih banyak cairan dari tubuh. Kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar hipofisis bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Tumor
- Cedera pada kepala
- Pembuluh darah yang tersumbat atau pecah (aneurisma)
- Penyakit tertentu, seperti histiositosis sel Langerhans
- Infeksi
- Peradangan
- Proses pembedahan
- Saluran kemih tersumbat
- Penyakit ginjal kronis
- Kadar kalsium yang tinggi dalam darah
- Kadar kalium yang rendah dalam darah
- Penggunaan obat tertentu, seperti litium
- Rasa haus yang sangat kuat
- Buang air kecil lebih dari 3 liter per hari (ini disebut poliuria oleh dokter)
- Terbangun di malam hari untuk buang air kecil
- Mengompol saat tidur
- Urin yang sangat pucat dan tidak berwarna
- Urin yang memiliki konsentrasi rendah
- Cenderung ingin minum minuman dingin
- Dehidrasi
- Kelemahan tubuh
- Nyeri pada otot
- Mudah merasa cemas
- Rasa haus yang ekstrem (minum lebih dari 1 galon cairan per hari)
- Kelelahan yang parah
- Merasa lemas atau lesu
- Menjadi lebih rewel
- Pertumbuhannya lambat
- Sulit makan
- Penurunan berat badan
- Demam
- Muntah
- Meminum air dalam jumlah banyak
- Sering buang air kecil, bahkan bisa setiap jam
- Mengompol atau bangun di malam hari untuk buang air kecil
- Dehidrasi
- Kurangnya energi atau merasa lelah
- Genetika: Beberapa perubahan genetik yang diwariskan dari orang tua dapat meningkatkan risiko terkena diabetes insipidus, meskipun ini hanya terjadi pada 1%-2% kasus.
- Obat-obatan: Penggunaan obat tertentu, seperti diuretik, bisa mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan masalah dalam mengatur produksi urin.
- Gangguan metabolisme: Penyakit yang menyebabkan kadar kalsium tinggi atau kalium rendah dalam darah dapat memengaruhi keseimbangan cairan tubuh.
- Operasi otak atau cedera kepala: Cedera atau prosedur bedah pada otak dapat merusak area yang mengatur produksi vasopressin, meningkatkan risiko terkena diabetes insipidus.
- Diabetes Insipidus Sentral: Untuk jenis ini, dokter biasanya akan meresepkan obat seperti desmopressin (DDAVP). Desmopressin membantu mengontrol jumlah urin yang keluar, menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan mencegah dehidrasi. Obat ini umumnya dikonsumsi dua atau tiga kali sehari dalam bentuk semprotan hidung, tablet, atau suntikan. Terkadang, dokter juga akan memberikan pengobatan tambahan untuk mendukung efek obat ini.
- Diabetes Insipidus Nefrogenik: Pengobatan untuk jenis ini bisa lebih sulit. Jika diabetes insipidus disebabkan oleh obat-obatan, maka menghentikan obat tersebut akan membantu. Obat lain, seperti indometasin (Indocin) dan diuretik seperti amiloride (Moduretic 5-50) atau hydrochlorothiazide (Microzide), bisa digunakan untuk mengurangi gejalanya. Walaupun diuretik biasanya meningkatkan frekuensi buang air kecil, dalam kasus ini mereka justru membantu mengurangi jumlah urin yang dikeluarkan. Jika diabetes insipidus nefrogenik disebabkan oleh kondisi lain, pengobatan untuk kondisi tersebut bisa membuatnya membaik.
- Diabetes Insipidus Gestasional: Pada jenis ini, Anda masih bisa mengonsumsi desmopressin selama kehamilan. Biasanya, masalah ini akan hilang setelah Anda melahirkan.
- Tetap Terhidrasi: Minumlah cukup cairan untuk menghindari dehidrasi dan menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Pastikan Anda selalu membawa botol air agar bisa minum kapan saja.
- Kenakan Gelang Medis: Gelang atau kartu medis peringatan akan membantu tenaga medis memberikan perawatan yang tepat jika terjadi keadaan darurat.
- Rutin Memeriksakan Diri ke Dokter: Kunjungan rutin ke dokter penting untuk memantau kondisi Anda dan memastikan bahwa pengobatan yang Anda jalani efektif.