Batik bermotif parang rusak merupakan kain pertama Maria Sidabutar, yang kemudian menginspirasi Public Relations Director PT General Motors Indonesia ini mengoleksi kain-kain khas daerah. Sejak mendapat warisan kain batik itu, tepatnya ketika bertunangan, ia mulai berburu kain setiap kali melakukan perjalanan dinas atau berlibur ke daerah. Menurut Maria, kain batik motif parang rusak tergolong langka. Makanya, “Sejak dikasih sama ibu, saya memutuskan untuk koleksi kain daerah supaya tetap melestarikan kebudayaan kita,” ujar bekas Public Affairs Director Burson-Marsteller Indonesia ini. Tak hanya itu, hobi mengoleksi kain daerah juga bertujuan untuk memberi apresiasi kepada para perajin. Sebab, menenun bukan pekerjaan yang mudah. Meski begitu, para perajin terus berkreasi untuk melestarikan kain-kain tradisional. Ini yang lalu membikin Maria semakin giat mengumpulkan kain tradisional setiap ia berkunjung ke daerah.
Maria Sidabutar: Terinspirasi batik parang rusak
Batik bermotif parang rusak merupakan kain pertama Maria Sidabutar, yang kemudian menginspirasi Public Relations Director PT General Motors Indonesia ini mengoleksi kain-kain khas daerah. Sejak mendapat warisan kain batik itu, tepatnya ketika bertunangan, ia mulai berburu kain setiap kali melakukan perjalanan dinas atau berlibur ke daerah. Menurut Maria, kain batik motif parang rusak tergolong langka. Makanya, “Sejak dikasih sama ibu, saya memutuskan untuk koleksi kain daerah supaya tetap melestarikan kebudayaan kita,” ujar bekas Public Affairs Director Burson-Marsteller Indonesia ini. Tak hanya itu, hobi mengoleksi kain daerah juga bertujuan untuk memberi apresiasi kepada para perajin. Sebab, menenun bukan pekerjaan yang mudah. Meski begitu, para perajin terus berkreasi untuk melestarikan kain-kain tradisional. Ini yang lalu membikin Maria semakin giat mengumpulkan kain tradisional setiap ia berkunjung ke daerah.