Mario Bernardo sering minta info ke Djodi



JAKARTA. Tersangka kasus dugaan suap pengurusan kasasi perkara penipuan di Mahkamah Agung (MA) Mario Bernardo ternyata cukup lama mengenal tersangka Djodi Supratman.

Menurut Tommy Sihotang, kuasa hukum Mario, sebelum tertangkap kliennya kerap meminta informasi ke Djodi yang berstatus sebagai pegawai diklat Mahkamah Agung (MA). "Mario itu pernah minta beberapa informasi ke si Djodi untuk informasi kasus," kata Tommy saat ditemui di kantor KPK, Jakarta, Senin (29/7). Tommy mencontohkan, komunikasi itu dilakukan karena MA dianggapnya cukup lama dalam mengeluarkan hasil putusan kasasi. Meski Djodi kesehariannya bekerja di pusat diklat Mega Mendung di Ciawi, tetapi mantan satpam itu tetap dapat memberi informasi yang dibutuhkan.

Namun ia membantah pertemanan itu terkait dengan penanganan kasus yang membelit pengusaha Hutomo Wijaya Ongkowarsito. "Kalau hanya informasi itu kan bisa saja," imbuhnya. Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Otto Hasibuan menilai, permintaan informasi oleh seorang advokat ke sejumlah pihak terkait adalah hal biasa.


Hanya saja advokat senior itu tetap bersikukuh, permintaan informasi harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan kode etik advokat dan UU tentang Advokat. "Dapat info kasih duit juga salah. Seorang PNS kita kasih uang salah," terang Otto. Peristiwa ini berawal dari penangkapan Mario dan Djodi pada Kamis (25/7) lalu. Mereka ditangkap setelah sebelumnya diduga telah melakukan serah terima sejumlah uang terkait pengurusan penanganan kasasi perkara di MA.

Mario diduga telah memberikan sejumlah sebesar Rp 128 juta kepada Djodi. Djodi disangkakan melanggar pasal 5 ayat 2 atau pasal 11 UU No 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi.

Sedangkan Mario ditetapkan sebagai tersangka yang diduga memberikan suap. Anak buah Hotma Sitompul itu dijerat dengan pasal 5 ayat 1 atau pasal 13 UU No 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan