KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (
SCMA) mulai menunjukkan perbaikan kinerja pada kuartal I-2021, seiring membaiknya belanja iklan sejumlah perusahaan. Kendati demikian, prospek SCMA di tahun ini cenderung terbatas karena harus meningkatkan audiens share, adanya potensi kenaikan beban biaya, hingga pertumbuhan EPS yang terbatas. Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya mengatakan, dari segi kinerja SCMA akan mampu mencatatkan perbaikan dibanding kinerja tahun lalu. Menurut dia, hal ini sejalan dengan perbaikan perbaikan belanja iklan perusahaan pada tahun ini seiring dengan mulai pulihnya aktivitas ekonomi.
“Namun patut dicermati, SCMA pada tahun ini juga masih fokus untuk melakukan ekspansi konten untuk Vidio.com. Hal ini pada akhirnya akan mendorong kenaikan biaya produksi yang berpotensi menekan marjin keuntungan,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (23/6).
Baca Juga: Fokus migrasi digital, Surya Citra Media (SCMA) siapkan capex hingga Rp 450 miliar Terkait potensi dari Vidio.com, Rendy menilai trennya pertumbuhannya masih akan terus positif ke depan. Dari sisi jumlah pelanggan berbayar misalnya. Dengan adanya peralihan kebiasaan menonton masyarakat ke konten digital online, Rendy melihat potensi pertumbuhan pelanggan berbayar Vidio.com akan cukup tinggi pada tahun ini. Sebagai gambaran, saat ini Vidio sudah memiliki 72 juta pengguna aktif bulanan dengan 1,45 juta pelanggan berbayar, yang menunjukkan pertumbuhan 20% dan 45% secara year to date. Perolehan tersebut dinilai sudah sejalan dengan target SCMA, yakni 2 juta pelanggan berbayar pada akhir tahun nanti. Rendy bilang, hal tersebut mengindikasikan tingginya minat masyarakat terhadap platform Video-on-Demand serta layanan
streaming konten lokal. Sehingga secara prospek, ke depannya masih akan terus tumbuh. Analis Ciptadana Sekuritas Gani dalam risetnya pada 7 Mei 2021 menulis, strategi yang akan ditempuh SCMA mencapai target pelanggan berbayar Vidio adalah dengan menambah 60 jam drama eksklusif baru. Selain itu, dimulainya kembali Shopee Liga 1 juga diharapkan akan meningkatkan pengguna berbayar. “Langkah-langkah tersebut akan meningkatkan biaya konten di Vidio sehingga memperlebar kerugian pada tahun ini. Kami melihat peningkatan konten di FTA-TV dan Vidio akan menurunkan margin, sesuai dengan perkiraan di mana akan terjadi kompresi margin bersih -140bps untuk tahun ini,” tulis Gani.
Sejauh ini, dia masih mempertahankan proyeksi kinerja SCMA pada tahun ini karena masih sejalan dengan proyeksi Ciptadana Sekuritas. Menurutnya, pada kuartal II-2021 akan ada pertumbuhan pendapatan SCMA seiring efek
low base pada kuartal II-2020. Namun, margin akan lebih rendah seiring peningkatan biaya produksi konten.
Adapun, untuk kinerja tahun ini, Ciptadana Sekuritas memproyeksikan SCMA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,5 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,16 triliun. Gani pun memberikan rekomendasi untuk
hold saham SCMA dengan target harga Rp 1.550 per saham. Senada, Rendy yang melihat marjin laba
SCMA pada tahun ini akan flat seiring meningkatnya produksi konten juga merekomendasikan
hold SCMA dengan target harga Rp 1.850 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari