KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (
MARK) mengejar pertumbuhan kinerja dengan level dua angka (dobel digits) pada tahun 2024. Target itu sejalan dengan estimasi adanya kenaikan permintaan secara global pada industri cetakan sarung tangan. Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia, Ridwan, melihat permintaan cetakan sarung tangan berpotensi tumbuh pada tahun ini, terutama dari pasar global. "Jika melihat dari proyeksi perusahaan sarung tangan dunia sudah menunjukkan perbaikan dari sisi efisiensi dan kenaikan penjualan," kata Ridwan kepada Kontan.co.id, Minggu (14/1).
Ridwan pun mengutip hasil riset Asosiasi Sarung Tangan Malaysia yang memperkirakan pertumbuhan permintaan sarung tangan global memasuki masa normalisasi, dengan prediksi pertumbuhan 5% - 8% per tahun. Sedangkan pertumbuhan permintaan cetakan sarung tangan secara moderat bisa mencapai 6% - 10% per tahun seperti masa pra-covid.
Baca Juga: Tiga Sentimen Ini Warnai Pergerakan IHSG Pekan Ini, Cek Rekomendasi BBCA, PGEO & MARK Asumsi kenaikan penjualan cetakan sarung tangan juga sejalan dengan pemulihan industri global. Masih merujuk riset Asosiasi di Malaysia tersebut, penjualan sarung tangan diperkirakan telah melewati masa terendahnya pada 2023, dan akan mengalami peningkatan secara bertahap di semester kedua 2024 sebesar 7% per kuartal. "Hal ini tentu menjadi angin segar untuk MARK dengan naiknya produksi sarung tangan akan menambah penjualan cetakan sarung tangan," imbuh Ridwan. Ridwan menekankan, MARK masih terus menghasilkan laba, sembari berusaha melakukan inovasi dan efisiensi dalam lini produksi. Hal ini juga tercermin dari perbandingan penjualan dan laba bersih yang selalu di atas 20% dari penjualan selama lima tahun terakhir. Merujuk laporan keuangan hingga periode September 2023, top line dan bottom line MARK mengalami penurunan. Penjualan MARK merosot 45,51% secara tahunan (Year on Year/YoY) dari Rp 736,07 miliar per September 2022 menjadi Rp 401,07 miliar dalam sembilan bulan 2023.
Baca Juga: Mark Dynamics (MARK) Akan Menebar Dividen Interim Rp 19 Miliar, Catat Jadwalnya Sejalan dengan itu, keuntungan MARK juga terpangkas. MARK membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 98,49 miliar per September 2023. Turun 54,73% (YoY) dari posisi Rp 217,59 miliar dibandingkan per September 2022. Meski begitu, Ridwan menyoroti bahwa jika diukur secara kuartalan (QoQ) atau per semester, MARK masih mampu mencetak pertumbuhan pada masa normalisasi selepas pandemi covid-19. Penjualan MARK pada kuartal ketiga mencapai Rp 138 miliar, naik 21,8% (QoQ) jika dibandingkan kuartal ketiga 2022. Ridwan turut menggambarkan, penjualan cetakan pada semester kedua 2023 memperlihatkan kenaikan 39% dari sisi pendapatan dan 68% dari sisi laba bersih, dibandingkan periode yang sama 2022. "Ini menandakan sudah ada indikasi tren peningkatan penjualan cetakan sarung tangan MARK. Untuk Kinerja kuartal IV pun sudah naik dibanding dengan kuartal III, terjadi peningkatan sekitar 25% dari sisi penjualan," terang Ridwan. Dengan tren pertumbuhan kinerja secara kuartalan tersebut, Ridwan optimistis capaian penjualan dan laba MARK bisa tumbuh dobel digit pada tahun ini. "Kami memprediksikan penjualan dan laba 2024 akan tumbuh dua digit melihat perkembangan pasar yang sudah membaik," tegas Ridwan.
Baca Juga: Intip Strategi Mark Dynamics (MARK) Genjot Kinerja hingga Akhir Tahun 2023 Guna mencapai target tersebut, MARK menyiapkan sejumlah strategi.
Pertama, melakukan beberapa efisiensi biaya produksi.
Kedua, mengembangkan dan membuat produk cetakan sarung tangan inovatif yang bisa lebih menghemat energi.
Ketiga, penetrasi penjualan ke sejumlah negara seperti China, India, Srilanka dan Amerika Serikat. Selain itu, MARK juga akan mengoptimalkan kapasitas produksi, yang saat ini tingkat utilisasinya sekitar 70%. Sebagai informasi, MARK sudah memiliki kapasitas produksi hingga mencapai 2 juta cetakan per bulan sejak tahun 2022. Hal ini menjadikan MARK sebagai produsen cetakan sarung tangan dengan kapasitas terbesar di dunia. Sehingga, MARK pun belum berencana menggelontorkan belanja modal (capex) jumbo untuk keperluan ekspansi pada tahun ini. "Tidak menganggarkan capex terlalu besar, karena saat ini Perseroan sudah mencapai kapasitas produksi hingga 2 juta cetakan per bulan," tandas Ridwan.
Editor: Noverius Laoli