Mark Dynamics Indonesia (MARK) Memaksimalkan Ekspor pada Sisa Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) berusaha memacu penjualan cetakan sarung tangan di pasar global pada sisa tahun 2024. Hal ini seiring kebijakan moneter global yang kini mulai longgar, sehingga mendorong permintaan sarung tangan secara global.

Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh mengatakan, penurunan suku bunga acuan The Fed secara tidak langsung akan mendongkrak penjualan sarung tangan ke Amerika Serikat (AS). Sebab, suku bunga acuan yang lebih rendah biasanya akan memicu pertumbuhan aktivitas ekonomi global, termasuk perdagangan produk-produk kesehatan seperti sarung tangan.

“Kenaikan penjualan sarung tangan juga berdampak pada pertumbuhan kebutuhan produksi cetakan sarung tangan kami,” imbuh dia, Jumat (18/10).


Baca Juga: Mark Dynamics Optimis Cetak Penjualan Lewat Strategi Ini

Selama tahun 2024 berjalan, hampir 50% penjualan cetakan sarung tangan MARK ditujukan ke Malaysia. Negeri Jiran memang menjadi salah satu pemain utama di industri sarung tangan global.

Potensi permintaan cetakan sarung tangan dari Malaysia sangat terbuka, mengingat AS berencana menaikkan tarif bea masuk impor sarung tangan medis dan bedah asal China menjadi 50% pada 2025 dan 100% pada 2026. Alhasil, ada kemungkinan produsen sarung tangan Malaysia akan mengalihkan penjualan ke AS.

Di samping itu, Manajemen MARK bersyukur kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) masih berlanjut. Peran gas bumi sangat krusial bagi kelangsungan operasional emiten tersebut.

Pihak MARK sangat berharap pemerintah terus menjaga ketersediaan gas di dalam negeri demi menjaga produktivitas perusahaan. Asal tahu saja, MARK sempat mengalami gangguan kegiatan ekspor karena masalah pasokan gas di wilayah Sumatera Utara, sehingga para pekerja kesulitan bekerja secara produktif.

“Dengan pasokan gas yang stabil, perusahaan dapat tetap beroperasi optimal dan memenuhi kebutuhan pasar dengan baik,” kata Ridwan.

 
MARK Chart by TradingView

Lebih lanjut, MARK percaya diri target pendapatan sebesar Rp 800 miliar dan laba bersih sebesar Rp 250 miliar pada 2024 dapat tercapai. Hal ini berkaca pada tren penjualan cetakan sarung tangan yang terus meningkat secara kuartalan, sejalan dengan kenaikan produksi sarung tangan global.

MARK juga memprediksi utilisasi produksi akan mencapai 60%--65% dari total kapasitas pabrik perusahaan ini pada 2024. Dalam catatan Kontan, MARK memiliki pabrik cetakan sarung tangan di Sumatera Utara dengan kapasitas 2 juta psc per bulan.

Selanjutnya: Setelah Dilantik, Prabowo-Gibran Segera Hadapi Sejumlah Tantangan Ekonomi Ini

Menarik Dibaca: Promo Dekoruma-Bank Mega, Ada Diskon 7% hingga Akhir Oktober

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .