Mark Dynamics (MARK) Antisipasi Periode Normalisasi Industri Cetakan Sarung Tangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) berharap kembali meningkatkan kinerja keuangannya sepanjang 2023. Perusahaan ini berupaya mengantisipasi efek normalisasi permintaan sarung tangan global.

Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh menyampaikan, tahun 2021-2022 lalu terdapat anomali bisnis seiring pandemi Covid-19 yang membuat permintaan cetakan sarung tangan melonjak signifikan.

Memasuki akhir 2022, permintaan cetakan sarung tangan mengalami koreksi sejalan dengan meredanya situasi pandemi secara global. Akibatnya, penjualan MARK menyusut secara kuartalan saat periode kuartal III dan IV tahun 2022.


Baca Juga: Strategi Mark Dynamics (MARK) Kejar Pertumbuhan Usai Masa Pandemi

Tercatat, pada kuartal II-2022 lalu MARK membukukan penjualan sebesar Rp 266 miliar dan laba bersih Rp 80 miliar. Penjualan MARK kemudian berkurang menjadi Rp 108 miliar pada kuartal III-2022 dan laba bersihnya turun menjadi Rp 12 miliar. Berlanjut pada kuartal IV-2022, penjualan MARK kembali merosot menjadi Rp 88 miliar, namun laba bersih perusahaan naik menjadi Rp 26 miliar.

Peruntungan MARK membaik pada awal tahun 2023. Terbukti, penjualan MARK pada kuartal I-2023 naik menjadi Rp 130 miliar sedangkan laba bersihnya naik menjadi Rp 30 miliar.

Manajemen MARK menilai, kinerja perusahaan pada awal 2023 cukup terbantu oleh membaiknya permintaan sarung tangan global secara berangsur-angsur. Berdasarkan hasil riset Asosiasi Sarung Tangan Malaysia, pertumbuhan permintaan sarung tangan global memasuki periode normalisasi dengan proyeksi kenaikan sekitar 5%--8% per tahun. Kebutuhan sarung tangan global pun mencapai 300 miliar pieces pada 2023.

“Sementara itu, pertumbuhan permintaan cetakan sarung tangan berada di kisaran 6%--10% per tahun atau seperti masa pra pandemi,” ungkap Ridwan, Jumat (7/7).

Di tengah masa normalisasi, MARK fokus untuk mengimplementasikan beberapa strategi bisnis. Di antaranya adalah ekspansi penjualan ke pasar baru seperti India dan Srilanka serta meningkatkan penetrasi ekspor ke pasar China.

Selain itu, MARK juga giat meningkatkan efisiensi dalam aspek biaya produksi dan berinovasi dengan menghasilkan produk cetakan sarung tangan yang ramah lingkungan dan hemat energi.

Lantas, Manajemen MARK menargetkan penjualan perusahaan pada 2023 akan lebih tinggi dari capaian penjualan ketika sebelum pandemi atau tahun 2019 lalu. Margin laba bersih MARK juga diusahakan bertahan di atas 20%. Namun, ada kemungkinan margin laba bersih yang diraih perusahaan pada 2023 tidak akan melebihi capaian tahun 2022 lalu yang berada di level 30%.

 
MARK Chart by TradingView

“Margin laba bersih tahun ini kemungkinan lebih rendah karena pada semester I-2022 lalu penjualan kami masih terdorong oleh efek pandemi,” terang Ridwan.

Lebih lanjut, Ridwan menyebut bahwa pihaknya masih membahas nilai belanja modal atau capital expenditure (capex) MARK pada 2023. Pihak MARK memberi sinyal tidak akan terlalu ekspansif sepanjang tahun ini.

Ada kemungkinan MARK akan lebih fokus memaksimalkan utilisasi fasilitas produksinya dan mengembangkan bisnis anak usaha sembari melihat kondisi pasar.

Maklum, kapasitas produksi cetakan sarung tangan MARK di pabrik yang berada di Deli Serdang, Sumatera Utara sudah mencapai 2 juta pieces per bulan. Angka ini diklaim jauh mengungguli kapasitas produksi kompetitor MARK yang ada sekarang.

Berkaca dari situ, MARK akan memprioritaskan arus kas internal yang tersedia saat ini untuk menggelar aksi korporasi lainnya, misalnya pembagian dividen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .