Mark Dynamics (MARK) kejar kenaikan dua digit pada penjualan dan laba di tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Tbk (MARK) optimis bisnis cetakan sarung tangan kesehatan berbasis porselen miliknya mampu tumbuh double digit pada tahun depan. Optimisme ini berdasar pada tren permintaan sarung tangan yang terus meningkat.

Presiden Direktur PT Mark Dynamics Tbk, Ridwan Goh mengatakan, permintaan sarung tangan kesehatan berada pada tingkat permintaan yang belum pernah dialami sebelumnya. Ia mencatat, tren permintaan sarung tangan dalam 10 tahun terakhir konsisten tumbuh 10%-12% per tahun, namun belakangan permintaan melesat hingga 30% di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Akibatnya, keseimbangan supply dan demand sarung tangan menjadi terganggu, sebab permintaan akan sarung tangan melonjak tinggi, sedang pasokan cetakan sarung tangan yang tersedia jumlahnya terbatas. Situasi yang demikian bisa dijumpai misalnya di India yang konsumsi sarung tangan per kapita di India melesat dari semula 4 unit menjadi 30 unit.


Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) masih fokus pada produk eksisting

Situasi yang demikian diyakini berdampak positif terhadap MARK, menimbang posisi  perusahaan sebagai pemasok dari kurang lebih 40% permintaan cetakan sarung tangan karet global. 

Efek permintaan sarung tangan yang meningkat pesat sendiri sudah mulai dirasakan oleh MARK saat ini. Asal tahu, sudah mengantongi kontrak senilai US$ 52 juta untuk pengapalan pada 2021. 

“Oleh karena itu MARK sudah mematok proyeksi penjualan pada 2021 sebesar Rp 874 miliar yaitu meningkat sebesar 72 % dibanding penjualan di tahun 2020 ini yang kami proyeksikan sebesar Rp 507 miliar dan proyeksi laba pada 2021 sebesar Rp 228 miliar yaitu meningkat sebesar 66% dibandingkan laba di tahun 2020 yang diproyeksikan sebesar Rp 138 miliar,” ujar Ridwan dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (2/11).

MARK sendiri sudah mengambil ‘ancang-ancang’ untuk mengail peluang pasar yang ada. Pada kuartal III tahun ini, MARK telah menambah kapasitas produksi perusahaan dari  semula 700.000 unit per bulan menjadi 800.000 unit per bulan.

Baca Juga: Raih 67,64% target kontrak baru, Adhi Karya optimistis capai Rp 27,5 triliun

Tidak hanya itu, membangun pabrik baru kedua di desa Dalu, Tanjung Morawa yang estimasinya akan rampung pada bulan Mei tahun 2021. Dengan demikian, kapasitas produksi MARK menjadi sekitar 1,1 juta unit per bulan pada tahun 2021. Rencananya, kapasitas tersebut masih akan kembali ditingkatkan hingga mencapai 1,8 juta unit per bulan pada awal tahun 2022. 

Untuk memuluskan rencana pembangunan pabrik baru, MARK menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar. Angka ini sudah mencakup biaya untuk mendirikan bangunan, pembelian mesin serta instalasi mesin. Sumber dana yang dipakai berasal dari kas dan kredit perbankan.

Selanjutnya: Pendapatan turun, laba bersih Media Nusantara Citra (MNCN) terkikis 17,69%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi