KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (
MARK) berusaha mempertahankan kinerja bisnisnya di tengah permintaan cetakan sarung tangan yang memasuki fase normalisasi. Seperti yang diketahui, penjualan MARK terkoreksi 45,51%
year on year (YoY) menjadi Rp 401,08 miliar per kuartal III-2023. Pada saat yang sama, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MARK merosot 54,74% YoY menjadi Rp 98,49 miliar. Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh tetap memandang positif performa keuangan yang diraih MARK pada Januari-September 2023. Terlebih lagi, pada 2021 dan 2022, penjualan MARK melonjak signifikan lantaran permintaan cetakan sarung tangan untuk kebutuhan medis membludak.
Setelah periode tersebut, penjualan cetakan sarung tangan MARK mulai berangsur-angsur turun mengikuti tren normalisasi pasar. "Penjualan dan laba kami masih lebih baik dibandingkan 2019 atau 2020 sebelum masa pandemi," ujar dia, Kamis (16/11).
Baca Juga: Mark Dynamics Indonesia (MARK) Telah Serap Semua Anggaran Capex 2023 Bila ditelusuri, kinerja keuangan MARK per kuartal III-2023 masih lebih baik dibandingkan kinerja per kuartal III-2020. Saat itu, penjualan MARK berada di level Rp 344,47 miliar sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan tercatat sebesar Rp 90,95 miliar. Manajemen MARK optimistis penjualan perusahaan hingga akhir 2023 bakal tetap lebih tinggi dibandingkan realisasi sebelum atau saat awal pandemi Covid-19. MARK juga yakin mampu mempertahankan margin laba bersih di atas 20% pada akhir tahun nanti. MARK tetap percaya cetakan sarung tangan akan tetap dibutuhkan pada masa mendatang. Ridwan mengutip riset Asosiasi Sarung Tangan Malaysia yang menyatakan bahwa pertumbuhan permintaan sarung tangan global di masa normalisasi berada di kisaran 5%-8% per tahun. Untuk 2023, kebutuhan sarung tangan global mencapai 300 miliar pieces Adapun secara moderat, pertumbuhan permintaan sarung tangan global bisa mencapai kisaran 6%-10%. Angka ini adalah pertumbuhan yang acap kali terealisasi sebelum pandemi. Secara umum, lanjut Ridwan, MARK masih konsisten mencetak laba bersih. Capaian ini coba diteruskan oleh MARK melalui inivasi dan efisiensi dalam lini produksi. Selain itu, MARK juga selalu berusaha membuat produk cetakan sarung tangan yang bisa menghemat energi. Perusahaan ini juga tetap menggenjot penjualan ekspor ke berbagai negara seperti China, India, Sri Lanka, hingga Amerika Serikat. Sejauh ini, tren kenaikan suku bunga acuan belum berdampak secara langsung pada permintaan ekspor emiten tersebut.
"Hasil strategi seperti ini tercermin dari perbandingan penjualan dan laba berusaha kami yang selalu di atas 20% selama 5 tahun terakhir," ungkap dia. Asal tahu saja, MARK mengoperasikan pabrik cetakan sarung tangan di Deli Serdang, Sumatera Utara dengan kapasitas 2 juta psc per bulan. Angka ini diklaim jauh mengungguli kapasitas produksi milik para kompetitor perusahaan tersebut sekarang. MARK juga melakukan diversifikasi bisnis ke sektor sanitasi sejak 2020 lalu melalui akuisisi PT Berjaya Dynamics Indonesia. Setelahnya, MARK melakukan peningkatan kapasitas produksi kloset jongkok sehingga kini kapasitas dapat mencapai 30.000 psc per bulan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .