JAKARTA. Volume produksi sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk selalu bertumbuh dari tahun ke tahun. Namun, industri yang dilakoni perusahaan berkode saham MARK tersebut masih terkendala ketersediaan sumber energi. Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Yeoh Sek Boon menyampaikan, sumber energi listrik dan gas kerap jadi kendala aktivitas produksi. “Seperti diketahui, kami sering mengalami padam listrik di area Sumatra Utara dan harga gas di Sumut saat ini merupakan harga tertinggi di dunia,” katanya kepada KONTAN, Jumat (14/7). Padahal, sebagai perusahaan yang memonopoli pasar cetakan sarung tangan (handformer) di Indonesia dan dunia, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk ingin menggenjot produksi sebesar 10% setiap tahun.
MARK ingin genjot produksi 10% saban tahun
JAKARTA. Volume produksi sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk selalu bertumbuh dari tahun ke tahun. Namun, industri yang dilakoni perusahaan berkode saham MARK tersebut masih terkendala ketersediaan sumber energi. Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Yeoh Sek Boon menyampaikan, sumber energi listrik dan gas kerap jadi kendala aktivitas produksi. “Seperti diketahui, kami sering mengalami padam listrik di area Sumatra Utara dan harga gas di Sumut saat ini merupakan harga tertinggi di dunia,” katanya kepada KONTAN, Jumat (14/7). Padahal, sebagai perusahaan yang memonopoli pasar cetakan sarung tangan (handformer) di Indonesia dan dunia, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk ingin menggenjot produksi sebesar 10% setiap tahun.