SINGAPURA. Saham-saham yang melenggang di Bursa Efek Indonesia, yang paling kinclong nomor empat paling baik di dunia tahun ini, kemungkinan mendapatkan surungan lebih besar lagi dari kemenangan pemilihan presiden untuk Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini ditegaskan oleh Mark Mobius, Templeton Asset Management Ltd., seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (13/7). SBY, yang terlihat dalam sejumlah survei bakal kembali memimpin Indonesia untuk yang kedua kalinya, telah berjanji untuk mengusung kesejahteraan ekonomi dalam agenda utama selain korupsi. Menurut hitungan Mobius, saham-saham di Indonesia akan menjadi yang paling murah ketiga atau keempat di wilayahnya. "Mandat yang begitu kuat untuk SBY, menjadi pertanda bagus untuk pasar," kata Mobius yang berbasis di Singapura. Hal ini, imbuhnya, akan menyusutkan risiko yang besar bagi Indonesia, akan memperkuat pertumbuhan dan menstabilkan nilai tukar mata uang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah reli sebesar 52% tahun ini; menyusul kinerja kinclong lain yang dibukukan oleh Peru, China dan Sri Lanka diantara 88 bursa di dunia. SBY juga berjanji untuk menyurung pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7%. Negara dengan perekonomian sebesar US$ 433 miliar ini tumbuh 4,4% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemungkinan, IMF menghitung, tahun ini perekonomian Indonesia tumbuh 4%. Menurut Mobius, pasar kemungkinan akan menghadapi volatilitas lantaran investor masih menunggu hasil resmi pemilihan presiden, pemilihan anggota kabinet dan agenda pemerintah dalam lima tahun ke depan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi SBY dalam peruiode mendatang adalah masalah korupsi dan meningkatkan kepercayaan investor. Namun, kata Mobius, SBY telah menawarkan skema kredit yang lebih baik, memangkas birokrasi dan membenahi hukum tenaga kerja untuk menarik investasi asing. "Kebutuhan untuk memberantas korupsi dari atas hingga kebawah mestinya menjadi prioritas nomor satu," tegas Mobius.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mark Mobius: Kemenangan SBY Bagus untuk Pasar
SINGAPURA. Saham-saham yang melenggang di Bursa Efek Indonesia, yang paling kinclong nomor empat paling baik di dunia tahun ini, kemungkinan mendapatkan surungan lebih besar lagi dari kemenangan pemilihan presiden untuk Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini ditegaskan oleh Mark Mobius, Templeton Asset Management Ltd., seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (13/7). SBY, yang terlihat dalam sejumlah survei bakal kembali memimpin Indonesia untuk yang kedua kalinya, telah berjanji untuk mengusung kesejahteraan ekonomi dalam agenda utama selain korupsi. Menurut hitungan Mobius, saham-saham di Indonesia akan menjadi yang paling murah ketiga atau keempat di wilayahnya. "Mandat yang begitu kuat untuk SBY, menjadi pertanda bagus untuk pasar," kata Mobius yang berbasis di Singapura. Hal ini, imbuhnya, akan menyusutkan risiko yang besar bagi Indonesia, akan memperkuat pertumbuhan dan menstabilkan nilai tukar mata uang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah reli sebesar 52% tahun ini; menyusul kinerja kinclong lain yang dibukukan oleh Peru, China dan Sri Lanka diantara 88 bursa di dunia. SBY juga berjanji untuk menyurung pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7%. Negara dengan perekonomian sebesar US$ 433 miliar ini tumbuh 4,4% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemungkinan, IMF menghitung, tahun ini perekonomian Indonesia tumbuh 4%. Menurut Mobius, pasar kemungkinan akan menghadapi volatilitas lantaran investor masih menunggu hasil resmi pemilihan presiden, pemilihan anggota kabinet dan agenda pemerintah dalam lima tahun ke depan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi SBY dalam peruiode mendatang adalah masalah korupsi dan meningkatkan kepercayaan investor. Namun, kata Mobius, SBY telah menawarkan skema kredit yang lebih baik, memangkas birokrasi dan membenahi hukum tenaga kerja untuk menarik investasi asing. "Kebutuhan untuk memberantas korupsi dari atas hingga kebawah mestinya menjadi prioritas nomor satu," tegas Mobius.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News