Mark Rutte: NATO Harus Beralih ke Pola Pikir Masa Perang



KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyerukan aliansi militer ini untuk beralih ke pola pikir masa perang dalam menghadapi ancaman jangka panjang dari Rusia. 

Ia menegaskan bahwa anggota NATO belum mengalokasikan cukup dana untuk mempersiapkan kemungkinan konflik di masa depan.  

Dalam pidatonya di Brussels, Rutte menyebut situasi keamanan saat ini sebagai yang terburuk dalam hidupnya.  "Kami tidak siap untuk apa yang akan terjadi dalam empat hingga lima tahun ke depan," ujar Rutte dalam pidato besar pertamanya sejak menjabat pada Oktober lalu. 


Baca Juga: 5 Perbedaan Pola Pikir Orang Kaya dan Orang Miskin Menurut Psikologi

Ia menekankan pentingnya meningkatkan pengeluaran pertahanan bagi semua anggota NATO.  

Rutte mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kesiapan Rusia yang kini memposisikan ekonominya dalam kondisi siap perang, dengan anggaran pertahanan pada tahun 2025 diperkirakan mencapai sepertiga dari total anggaran negara, level tertinggi sejak era Perang Dingin.  

Hingga saat ini, anggota NATO diharuskan mengalokasikan minimal 2% dari PDB untuk pertahanan pada 2024. Namun, rata-rata pengeluaran tersebut baru mencapai angka tersebut di Eropa dan Kanada, dan beberapa negara masih belum memenuhi target.  

Baca Juga: Kremlin Sebut Latihan Nuklir NATO Picu Ketegangan di Tengah Perang Panas di Ukraina

Menurut Rutte, selama Perang Dingin, pengeluaran pertahanan negara-negara Eropa mencapai lebih dari 3% dari PDB. Ia memperingatkan bahwa pengeluaran yang tidak memadai saat ini dapat menimbulkan biaya yang jauh lebih besar di masa depan jika konflik pecah.  

Komentar Rutte datang menjelang pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang sebelumnya mengkritik anggota NATO yang tidak memenuhi target pengeluaran pertahanan.

Trump bahkan mengancam tidak akan melindungi sekutu yang gagal berkontribusi cukup.  

Rutte, yang dijuluki "Si Pembisik Trump" karena pendekatannya dalam meyakinkan Trump selama periode pertama kepresidenannya, mengakui bahwa tekanan Trump telah mendorong negara-negara anggota untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan. 

Baca Juga: 10 Perbedaan Besar Pola Pikir Hemat dengan Pola Pikir Miskin, Sudah Tahu?

"Ia (Trump) benar ketika memaksa kita untuk menghabiskan lebih banyak," ujarnya dalam wawancara dengan BBC.  

Editor: Noverius Laoli