Market anjlok, kekayaan miliarder dunia hangus Rp 1.638 triliun dalam sehari!



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sekitar 500 miliarder dunia kehilangan 2,1% kekayaan bersih mereka secara kolektif pada Senin (5/8), saat pasar saham Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan terbesar pada tahun ini.

Nilai kekayaan yang hangus itu setara Rp 1.638 triliun dengan kurs 1US$=Rp 14.000.

Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, 21 miliarder tajir kehilangan US$ 1 miliar atau lebih, seiring mundurnya investor dari pasar saham akibat ketegangan antara AS dan China. Pendiri Amazon.com Inc Jeff Bezos mengalami kerugian terbesar senilai US$ 3,4 miliar akibat anjloknya harga saham perusahaan ritel online tersebut.


Baca Juga: Jadi miliarder berkat kasino di Kamboja (1)

Kendati begitu, dia tetap menjadi orang tertajir di muka planet ini dengan nilai kekayaan US$ 110 miliar.

Kelompok miliarder dunia lainnya juga mengalami kondisi serupa dalam beberapa pekan terakhir. Para miliarder Hong Kong mengalami kerugian besar akibat aksi demonstrasi yang berlangsung selama sembilan pekan. Aksi tersebut melumpuhkan jalan-jalan utama, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan meluruhkan pasar saham lokal.

Catatan Bloomberg menunjukkan, nilai kekayaan bersih dari 10 orang tajir Hong Kong sudah tergerus US$ 19 miliar sejak 23 Juli lalu.

Baca Juga: Duh, betapa hematnya Warren Buffett

Kendati demikian, meski mengalami kerugian, 500 miliarder yang terhimpun dalam indeks mengontrol kekayaan senilai US$ 5,4 triliun. Angka ini naik 11% dibanding posisi 1 Januari 2019 lalu.

Berikut adalah daftar 5 miliarder yang kekayaannya tergerus paling dalam akibat anjloknya pasar saham pada Senin (5/8):

Baca Juga: Perusahaan Warren Buffett pun tak luput dari dampak perang dagang

1. Jeff Bezos kehilangan kekayaan senilai US$ 3,4 miliar

2. Bernard Arnault kehilangan kekayaan senilai US$ 3,2 miliar

3. Mark Zuckerberg kehilangan kekayaan senilai US$ 2,8 miliar

4. Mukesh Ambani kehilangan kekayaan senilai US$ 2,4 miliar

5. Bill Gates kehilangan kekayaan senilai US$ 2 miiar

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie