Market cemas kebijakan Trump, Wall Street memerah



NEW YORK. Kecemasan mengenai kebijakan Gedung Putih masih mempengaruhi Wall Street pada transaksi perdagangan semalam (6/2). Alhasil, pasar saham AS ditutup di zona negatif.

Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,09% menjadi 20.052,42. Saham Verizon mencatatkan penurunan terdalam. Sedangkan saham Merck menjadi saham dengan kenaikan terbesar.

Sementara, indeks S&P 500 turun 0,21% menjadi 2.292,56. Sektor energi memimpin kenaikan di antara sembilan sektor lainnya. Sedangkan sektor teknologi informasi berhasil mencatatkan kenaikan terbesar.


Adapun indeks Nasdaq turun 0,06% menjadi 5.663,55.

Dalam sembilan saham yang turun, terdapat lima saham yang naik di New York Stock Exchange. Volume transaksi perdagangan malam kemarin melibatkan 769 juta saham dan volume transaksi gabungan mencapai 3,094 miliar.

"Market saat ini berada dalam periode evaluasi. Saya tidak tahu sampai berapa lama hal ini akan bertahan," jelas Ernie Cecilia, CIO Bryn Mawr Trust.

Sementara, Jeremi Klein, chief market strategist FBN Securites berpendapat, analis mulai mengetahui bahwa Donald Trump dan Kongres sepertinya akan mengalami penundaan saat mengimplementasikan stimulus fiskal.

"Dengan kenaikan S&P 500 berkali-kali lipat dan statstik yang saya andalkan naik ke level tinggi sejak Maret, sepertinya segala sesuatu harus turun terlebih dulu sehingga reli bisa berlanjut," jelas Klein.

Seperti yang diketahui, sejak 8 November, pasar saham AS sudah naik tajam. Penyebabnya, pelaku pasar mulai mengantisipasi pemangkasan pajak korporasi, anggaaran belanja pemerintah, serta deregulasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie