KONTAN.CO.ID - NEW YORK, 15 Juli (Reuters) - Indeks saham global sebagian besar menguat dan dolar AS naik terhadap yen. Geliat market itu terjadi pada hari Selasa setelah data penjualan ritel AS yang solid diartikan sebagai pendukung prospek Federal Reserve akan menurunkan suku bunga untuk mengekang inflasi sambil menghindari resesi. Data menunjukkan penjualan ritel tidak berubah pada bulan Juni dari rilis Mei yang lebih tinggi dari perkiraan awal.
Baca Juga: Bursa Saham AS: Dow Jones Catat Rekor Tertinggi, Saham-Saham Kecil Melonjak Menggemakan komentar Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin, Gubernur Fed Adriana Kugler mengatakan data terbaru menunjukkan inflasi kembali ke target 2% bank sentral. Investor memperkirakan penurunan setidaknya 25 basis poin (bps) pada pertemuan bank sentral AS bulan September, menurut CME's FedWatch Tool. Data penjualan ritel menunjukkan konsumen masih belanja. "Jadi pasar jelas melihat itu sebagai data poin yang menguntungkan," kata Dustin Thackeray, kepala investasi di Crewe Advisors di Salt Lake City.
Baca Juga: Grafik Harga Emas 24 Karat Antam Terbaru (16 Juli 2024) Indeks saham global MSCI naik 3,00 poin, atau 0,36%, menjadi 831,73. Indeks Dow Jones Industrial Average mencapai rekor tertinggi sepanjang masa yaitu 40.954,48. Investor terus merenungkan implikasi dari kemungkinan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS mendatang setelah upaya pembunuhan terhadap Trump pada hari Sabtu. Mantan presiden Partai Republik itu telah menunjukkan dukungan untuk kebijakan yang secara tradisional dianggap ramah bagi bisnis domestik, seperti melonggarkan peraturan, meningkatkan tarif pada beberapa impor asing, dan memotong pajak.
Baca Juga: MARKET GLOBAL - Saham dan Imbal Hasil Treasury Naik Seiring Peluang Kemenangan Trump Indeks S&P 500 naik 35,98 poin, atau 0,64%, menjadi 5.667,20 dan Nasdaq Composite naik 36,77 poin, atau 0,20%, menjadi 18.509,34. "Jelas pasar menyukai peningkatan peringkatnya dan potensi kepresidenan Trump kita tahu apa yang kita dapatkan dengan Trump," kata Thackeray. Yang mendorong Dow dan S&P 500 adalah UnitedHealth Group, yang naik lebih dari 6% setelah melaporkan kinerja yang kuat. Di Eropa, STOXX 600 turun 0,28%.
Baca Juga: Jerome Powell Akan Bertahan di The Fed hingga Akhir Masa Jabatan Pertarungan Ketat
Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara Trump dan Presiden Joe Biden, meskipun Trump memimpin di beberapa negara bagian yang kemungkinan akan menentukan pemilihan November. Pencalonan Trump pada hari Senin terhadap mantan kritikusnya, Senator Ohio J.D. Vance, sebagai calon wakil presidennya, juga bergema di pasar keuangan. "Vance sangat keras terhadap China, jadi itulah salah satu alasan melemahnya aset China hari ini," kata Colin Asher, ekonom di Mizuho.
Baca Juga: Bursa Saham AS: Optimisme Menguat, Dipicu Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Saham Trump Media & Technology Group balik arah dari kenaikan besar yang diraih pada hari Senin, turun 9,1% pada hari itu. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, hampir datar di 104,22 setelah sebelumnya menyerah kenaikan, dengan euro naik 0,05% menjadi $1,0899. Terhadap yen Jepang, dolar menguat 0,22% menjadi 158,37.
Baca Juga: Grafik Harga Emas 24 Karat Antam Terbaru (15 Juli 2024) Investor masih mengamati yen dengan cermat setelah dugaan intervensi Tokyo minggu lalu mengganggu perdagangan carry trade yang populer. Pejabat Jepang juga mengeluarkan peringatan baru tentang kemungkinan tindakan. Data pada hari Selasa menunjukkan Bank of Japan kemungkinan melakukan intervensi untuk kedua kalinya pada 12 Juli sebesar 2,14 triliun yen ($13,50 miliar) untuk mendukung mata uang. Sebelumya, sekitar $22,43 miliar tampaknya telah dihabiskan untuk intervensi pada hari sebelumnya.
Baca Juga: MORNING BID ASIA - Drama Politik AS dan Data Ekonomi China Jadi Sorotan Pasar Asia Imbal hasil pada surat utang pemerintah AS 10-tahun AS mencapai level terendah empat bulan karena ekspektasi penurunan suku bunga, turun 6,6 basis poin menjadi 4,163%, dari 4,229% pada Senin sore. Harga minyak mentah membukukan penurunan tiga hari berturut-turut. Kontrak berjangka Brent ditutup turun 1,3%, menjadi $83,73 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,4%, menjadi $80,76. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana