KONTAN.CO.ID - Indeks saham Wall Street mundur dari rekor tertinggi yang sempat dicapai pada Kamis (20/6) pagi. Pelemahan ini terjadi karena investor menyesuaikan diri dengan kenaikan indeks saham di luar negeri, sementara imbal hasil Treasury AS mengabaikan data ekonomi AS yang lemah dan justru naik mengantisipasi pasokan baru minggu depan. Dolar AS menguat seiring dengan kenaikan imbal hasil AS yang memperlebar perbedaan dengan suku bunga mata uang selain dolar yang cenderung menurun. Kenaikan dolar ini mendekati level 160 yen yang mendorong Tokyo melakukan intervensi pada akhir April lalu untuk menopang mata uangnya. Dow Jones Industrial Average menjadi satu-satunya indeks utama yang berhasil bertahan di zona hijau. S&P 500 dan Nasdaq sempat mencapai rekor tertinggi intraday namun kemudian berbalik arah, dan Nasdaq mengakhiri rentetan tujuh sesi penutupan tertinggi berturut-turut.
Baca Juga: Bursa Saham AS: Indeks Melemah di Tengah Penilaian Data Ekonomi Data mengecewakan terkait pembangunan rumah baru dan izin pembangunan, bersama dengan laporan klaim tunjangan pengangguran, mengindikasikan perlambatan bertahap di pasar tenaga kerja. Hal ini seolah menunjukkan bahwa kebijakan restriktif Fed mulai membuahkan hasil. "Data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan menunjukkan bahwa suku bunga tinggi dalam jangka panjang sedang mencapai tujuan Fed," kata Greg Bassuk, kepala eksekutif di AXS Investments di New York. "Tanda-tanda sedikit perlambatan ekonomi ini akan disambut baik oleh Fed saat mereka mempertimbangkan langkah menuju penurunan suku bunga." Hal ini, dikombinasikan dengan sentimen dovish yang diungkapkan oleh Bank of England yang menunda pelonggaran moneter menjelang pemilihan umum Inggris yang akan datang, dan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Nasional Swiss, tampaknya memberi ruang manuver bagi Fed untuk menentukan waktu penurunan suku bunga pertamanya.
Baca Juga: Sebulan Minus 0,59 %, Harga Emas Hari Ini Naik (20 Juni 2024) Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan bahwa meskipun ekonomi AS terbukti tangguh, ia melihat adanya beberapa pelemahan. Meski demikian, ekspektasi untuk penurunan suku bunga secepat September sedikit memudar. Pasar keuangan saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga 25 basis poin pada September sebesar 57,9%, turun dari 61,1% sepekan yang lalu, menurut perangkat FedWatch CME. Dow naik 0,77% menjadi ditutup pada 39.134,96, S&P 500 turun 0.25% menjadi 5.473,22, dan Nasdaq Composite turun 0.79% menjadi ditutup pada 17.721,59. Kenaikan Wall Street sebelumnya didorong oleh antusiasme terhadap kecerdasan buatan, yang dipimpin oleh produsen chip Nvidia, yang baru-baru ini mengklaim sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Namun, Nvidia juga membalikkan kenaikan pagi dan turun sekitar 2%.
Baca Juga: IHSG Naik, 9 Indeks Sektoral Ikut Menghijau (20 Juni 2024) SAHAM TEKNOLOGI DAN PROPERTI DORONG SAHAM EROPA NAIK Saham Eropa mendapat dorongan dari sektor teknologi dan real estat, serta reli di saham Swiss setelah bank sentralnya melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter. Indeks STOXX 600 naik 0,93%, sedangkan indeks FTSEurofirst 300 Eropa yang lebih luas naik 0,90%. Indeks saham global MSCI sempat mencapai rekor tertinggi tetapi ditutup turun 0,15% pada 803,89. Saham pasar negara berkembang turun 0,06%. Indeks MSCI terluas untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang ditutup 0,16% lebih rendah, sementara Nikkei Jepang naik 0,16%.
Baca Juga: IHSG Turun, 8 Indeks Sektoral Ikut Rontok (19 Juni 2024) Imbal hasil Treasury AS awalnya mundur dari level tertinggi mereka setelah data ekonomi, sebelum kembali naik. Pasar sedang menantikan lelang minggu depan sekitar $183 miliar dalam Treasury AS bertenor dua, lima, dan tujuh tahun. Investor cenderung menjual Treasury sebelum lelang untuk mendorong imbal hasil naik sebelum membelinya kembali dengan harga lebih rendah, praktik yang disebut konsesi. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun tenor benchmark naik 3,7 basis poin dari Selasa sore menjadi 4,254%. Imbal hasil obligasi 30-tahun naik 3,7 basis poin menjadi 4,3908%. Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 2,7 basis poin menjadi 4,7308%.
Baca Juga: Sebulan Minus 0,07%, Harga Emas Hari Ini Naik (19 Juni 2024) Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, naik 0,4% menjadi 105,63, sementara euro melemah 0,34% menjadi $1,0703 di akhir hari. Terhadap yen Jepang, dolar menguat ke level tertinggi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana