Market menunggu rating S&P atas Indonesia



JAKARTA. Pergerakan pasar saham dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen ekonomi dalam negeri dan sekaligus isu ekonomi eksternal.

Lana Soelistianingsig, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan, dari domestik pergerakan pasar akan dipengaruhi oleh perkiraan Bank Indonesia (BI) bahwa Indonesia berpeluang mendapat kenaikan peringkat investasi dari lembaga pemeringkat S&P pada review April-Mei.

"Ini dengan mempertimbangkan kondisi fundamental Indonesia yang lebih baik dibanding negara emerging market," kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (6/3).


Menurut Lana, satu kendala kenaikan outlook ini yakni terkait kepastian hukum semestinya dapat diakomodir lewat Rancangan Undang-undang Jaringan Pengamanan Stabilitas Keuangan (JPSK) yang sedang dibahas DPR saat ini.

Hingga saat ini, hanya S&P yang belum memberikan peringkat Investasi ke Indonesia. Pada Mei tahun lalu, lembaga pemeringkat ini menaikkan outlook Indonesia dari stabil menjadi positif. Lana bilang, jika peringkat utang Indonesia dinaikkan dari BB+ menjadi BBB- akan membantu perbaikan yang signifikan di bidang investasi portofolio maupun sektor riil.

Peringkat investasi tersebut, lanjut Lana, akan membuat persepsi terhadap risiko investasi di Indonesia menjadi turun.

Sementara dari eksternal, pergerakan pasar akan dipengatuhi oleh bertambahnya jumlah masyarakat AS yang berkerja di luar sektor pertanian. Data non farm payroll AS Februari mencapai 242.000 orang, naik dari 172.000 pada bulan Januari dan diatas ekspektasi konsensus sebelumnya yakni 190.000.

Namun kenaikan ini tidak membuat tingkat pengangguran Februari 2016 turun, melainkan tetap 4,9% sebagaimana Januari. Oleh karena itu, kata Lana, Kemungkinan the Fed tidak menaikkan suku bunganya pada FOMC 15-16 Maret ini.

Lana menperkirakan, rupiah berpotensi menguat menuju kisaran antara Rp 13.000 -Rp.13.100 per USD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie