KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasar saham mengalami pekan terburuk di sepanjang tahun ini. Investor mencemaskan langkah Presiden AS Donald Trump yang kian memanaskan perang dagang dengan China. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, indeks S&P 500 melorot selama lima hari beruntun, yang menandai penurunan mingguan terbesar sejak aksi jual pada Desember lalu. Perang dagang kembali menjadi isu utama setelah Trump mengatakan AS akan kembali menetapkan pajak impor sebesar 10% atas barang-barang China. Hal ini tentu saja menyebar kecemasan mengenai dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Baca Juga: Review IHSG Sepekan: Disetir AS dan The Fed Apalagi, sebagai balasannya, China juga berjanji akan membalas ancaman tersebut. Bukannya meredakan ketegangan yang muncul, Trump kembali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial pada Jumat malam. Dia bilang, dirinya bisa saja menaikkan lagi pajak impor menjadi lebih tinggi dari yang sekarang. Padahal, sebelumnya, pasar saham sudah mengalami tekanan setelah tidak ada kepastian mengenai penurunan suku bunga lanjutan dari The Fed pasca pemangkasan suku bunga pertama dalam satu dekade terakhir oleh bank sentral AS tersebut. Tak hanya pasar saham, sentimen ini juga menjangkiti pasar obligasi. Bisa dilihat dari anjloknya tingkat yields surat utang AS bertenor 10 tahun ke level terendah sejak 2016.
Baca Juga: Wall Street melemah pada perdagangan terakhir pekan ini karena kekhawatiran resesi "The Fed kemungkinan besar akan melakukan pelonggaran kebijakan karena ketegangan perang dagang bisa berdampak pada perekonomian global. Ujung-ujungnya, ekonomi AS juga ikut negatif," jelas Chris Zaccarelli, chief investment officer untuk Independent Advisors Alliance. Di sisi lain, laporan tenaga kerja AS yang dirilis Jumat, kian menambah teka-teki dari puzzle besar yang meliputi the Fed, kinerja emiten, dan perdagangan.
Baca Juga: Kicauan Trump membuat merah bursa Asia di akhir perdagangan Berikut adalah rangkuman market global saat penutupan transaksi perdagangan Jumat (2/8): Pasar saham: - Indeks S&P 500 tergerus 0,7% pada pukul 16.00 waktu New York, menyentuh level terendah dalam lima pekan terakhir. S&P 500 juga mengalami minggu terburuk sejak Desember 2018. - Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,6% ke level terendah dalam enam pekan. - Indeks Nasdaq Composite tergerus 1,6%, menyentuh posisi terendah dalam lima pekan terakhir. - Indeks Stoxx Europe 600 melorot 2,5%, yang merupakan level terendah dalam enam pekan lebih. Mata uang: - Bloomberg Dollar Spot Index turun 0,1% - Yen Jepang menguat 0,7% menjadi 106,47 per dollar, yang merupakan level terkuat dalam 16 bulan terakhir. - Euro menguat 0,2% menjadi 1,1112 per dollar AS. Obligasi:
- Tingkat yield surat utang AS bertenor 10 tahun turun 4 basis poin menjadi 1,85%. - Tingkat yield surat utang AS bertenor dua tahun turun dua basis poin menjadi 1,72% - Tingkat yield surat utang Jerman bertenor 10 tahun turun lima basis poin menjadi -0,495%, level terendah di sepanjang sejarah. Komoditas: - Harga emas turun 0,2% menjadi US$ 1.441,85 per troy ounce - Harga minyak WTI naik 2,5% menjadi US$ 55,29 per barel Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie