JAKARTA. Pendapatan pra-penjualan pengembang properti yakni PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengalami penurunan di kuartal pertama tahun ini. SMRA mencatat marketing sales sebesar Rp 650 miliar, turun 27,78% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 900 miliar.Dengan demikian, hingga akhir Maret lalu, SMRA telah meraup 16,25% dari target marketing sales tahun ini yang sebesar Rp 4 triliun. Adapun, perseroan tidak menargetkan kenaikan marketing sales pada tahun ini. "Kita tetap stagnan seperti tahun lalu, Rp 4 triliun," tutur Johannes Mardjuki, Direktur Utama SMRA kepada KONTAN, Selasa (15/4). Hingga akhir tahun lalu, realisasi total marketing sales hanya mencapai Rp 3,7 triliun, tak mencapai target tahun lalu Rp 4 triliun. Johannes mengatakan, salah satu penyebab penurunan pendapatan segmen ini adalah aturan loan to value (LTV) yang baru. Aturan ini menyebabkan konsumen yang ingin memiliki properti harus menyediakan uang muka lebih tinggi.
Marketing sales SMRA turun 27% di kuartal I
JAKARTA. Pendapatan pra-penjualan pengembang properti yakni PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengalami penurunan di kuartal pertama tahun ini. SMRA mencatat marketing sales sebesar Rp 650 miliar, turun 27,78% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 900 miliar.Dengan demikian, hingga akhir Maret lalu, SMRA telah meraup 16,25% dari target marketing sales tahun ini yang sebesar Rp 4 triliun. Adapun, perseroan tidak menargetkan kenaikan marketing sales pada tahun ini. "Kita tetap stagnan seperti tahun lalu, Rp 4 triliun," tutur Johannes Mardjuki, Direktur Utama SMRA kepada KONTAN, Selasa (15/4). Hingga akhir tahun lalu, realisasi total marketing sales hanya mencapai Rp 3,7 triliun, tak mencapai target tahun lalu Rp 4 triliun. Johannes mengatakan, salah satu penyebab penurunan pendapatan segmen ini adalah aturan loan to value (LTV) yang baru. Aturan ini menyebabkan konsumen yang ingin memiliki properti harus menyediakan uang muka lebih tinggi.