KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk masih dihadapkan sejumlah tantangan dalam industri properti. Hal ini berdampak pada penjualan properti yang dilakukan oleh emiten berkode
CTRA tersebut. Seperti yang diketahui, CTRA mencatatkan
marketing sales atau penjualan pemasaran sebesar Rp 5,15 triliun hingga kuartal III 2018. Jumlah ini turun Rp 100 miliar atau 2% (yoy) dari pencapaian di periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 5,25 triliun. Angka ini pun baru memenuhi 67% dari target
marketing sales yang dicanangkan perusahaan di 2018 sebesar Rp 7,7 triliun.
Analis NH Korindo Sekuritas, Michael Tjahjadi menyebut, penurunan
marketing sales CTRA disebabkan oleh peluncuran proyek properti baru yang lebih sedikit pada tahun ini. Selain itu, tak tertutup kemungkinan pula para investor mulai berhati-hati membeli properti jelang berlangsungnya tahun politik di 2019 nanti. Walau terjadi penurunan, Analis Indo Premier Sekuritas, Joey Faustian menganggap angka
marketing sales CTRA sudah tergolong baik di tengah industri properti yang belum sepenuhnya pulih. Apalagi, penurunan
marketing sales tak sampai mengganggu kinerja keuangan emiten grup Ciputra tersebut. Lihat saja, pendapatan CTRA masih bisa tumbuh 7,8% (yoy) menjadi Rp 4,69 triliun sampai kuartal III 2018. Begitu juga dengan laba bersihnya yang meningkat 2,4% (yoy) menjadi Rp 579,8 miliar. CTRA pun masih memiliki sejumlah proyek yang akan diluncurkan di sisa tahun ini. Di antaranya adalah Newton 2 Apartment, fase kedua Citraland Gama City Medan, distrik baru di CitraRaya Tangerang, dan kluster residen kedua di Citra Maja. “Karena banyak peluncuran produk di kuartal IV, target
marketing sales yang ditetapkan CTRA sebesar Rp 7,7 triliun masih berpotensi tercapai,” terang Joey, Rabu (12/12). Dia juga menilai, proyek-proyek properti CTRA kali ini lebih menyasar pada kalangan pembeli rumah pertama atau first home buyer yang memang benar-benar membutuhkan tempat tinggal. Lebih khusus lagi, pembeli properti yang coba diincar oleh CTRA berasal dari masyarakat kelas menengah ke bawah. CTRA sendiri sebenarnya masih bisa meraih untung dari penjualan properti dengan sasaran konsumen seperti itu. Emiten ini dapat menyiasatinya dengan membuat hunian berukuran kecil dan sederhana, namun dengan jumlah unit yang besar dan harganya terjangkau. “Kalau unit properti yang terjual banyak, strategi ini pasti tetap bisa mendatangkan keuntungan,” kata Joey.
Dia pun tetap merekomendasikan beli saham CTRA dengan target Rp 1.355 per saham. Ia memprediksi, pendapatan CTRA bisa mencapai Rp 7,78 triliun di akhir tahun ini, sementara laba bersihnya mencapai Rp 1,09 triliun. Rekomendasi beli juga diberikan oleh Michael dengan target Rp 1.250 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia