KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, industri ritel mengalami turbulensi. Kendati ekonomi stabil, nyatanya masyarakat masih menahan konsumsi rumah tangganya. Anomali ini paling berdampak pada industri ritel, imbasnya banyak gerai ritel yang harus ditutup. Jacky Mussry, Deputy CEO Markplus Inc menyampaikan ritel memang tidak baik pada tahun lalu. Namun ada beberapa produk atau sektor yang masih bertumbuh dan masih menjanjikan untuk terus meningkat di tahun ini. "Sektor ritel itu parah di 2017 karena banyak yang tutup. Padahal pemerintah sudah tahan supaya inflasi tidak naik. Pemerintah tahan tidak naik supaya orang mau spend tetapi orang tidak spend," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/1). Perubahan pola konsumsi menjadi salah satu hal yang harus diadaptasi oleh pelaku usaha. Sebab saat ini konsumsi ke arah lifestyle tetap mengalami pertumbuhan, malah untuk beberapa hal, orang masih mau untuk mengeluarkan spending-nya lebih besar. "Ada produk yang kendati sudah dimiliki tetapi ingin tambah lagi seperti sepatu olahraga, parfum, fesyen dan liburan," lanjutnya. Oleh karena itu, dirinya mengatakan pelaku industri perlu melakukan diferensiasi produk dan memberikan experience kepada pelanggan. Pasalnya, terbukti persoalan sepanjang tahun lalu bukan adanya penurunan daya beli melainkan adanya perpindahan spending belanja. Buktinya untuk sektor pariwisata sepanjang tahun lalu justru bertumbuh signifikan. Selain itu, sektor industri kecantikan juga mengalami peningkatan dengan pertumbuhan mencapai 10,6%. Tahun ini dirinya mengatakan industri kecantikan juga masih akan bertumbuh.
MarkPlus: Pariwisata dan kecantikan tetap tumbuh meski ritel lesu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, industri ritel mengalami turbulensi. Kendati ekonomi stabil, nyatanya masyarakat masih menahan konsumsi rumah tangganya. Anomali ini paling berdampak pada industri ritel, imbasnya banyak gerai ritel yang harus ditutup. Jacky Mussry, Deputy CEO Markplus Inc menyampaikan ritel memang tidak baik pada tahun lalu. Namun ada beberapa produk atau sektor yang masih bertumbuh dan masih menjanjikan untuk terus meningkat di tahun ini. "Sektor ritel itu parah di 2017 karena banyak yang tutup. Padahal pemerintah sudah tahan supaya inflasi tidak naik. Pemerintah tahan tidak naik supaya orang mau spend tetapi orang tidak spend," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/1). Perubahan pola konsumsi menjadi salah satu hal yang harus diadaptasi oleh pelaku usaha. Sebab saat ini konsumsi ke arah lifestyle tetap mengalami pertumbuhan, malah untuk beberapa hal, orang masih mau untuk mengeluarkan spending-nya lebih besar. "Ada produk yang kendati sudah dimiliki tetapi ingin tambah lagi seperti sepatu olahraga, parfum, fesyen dan liburan," lanjutnya. Oleh karena itu, dirinya mengatakan pelaku industri perlu melakukan diferensiasi produk dan memberikan experience kepada pelanggan. Pasalnya, terbukti persoalan sepanjang tahun lalu bukan adanya penurunan daya beli melainkan adanya perpindahan spending belanja. Buktinya untuk sektor pariwisata sepanjang tahun lalu justru bertumbuh signifikan. Selain itu, sektor industri kecantikan juga mengalami peningkatan dengan pertumbuhan mencapai 10,6%. Tahun ini dirinya mengatakan industri kecantikan juga masih akan bertumbuh.