JAKARTA. Peluang pasar kosmetik yang terbuka lebar di kawasan ASEAN akan digarap oleh Martha Tilaar Group secara serius. Pasar potensial tersebut meliputi Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Empat negara itu bakal digarap secara serius karena mereka sama secara kultur dengan Indonesia sehingga produk yang dipasarkan kemungkinan besar bisa diserap pasar. "Selama ini Malaysia dan Brunei juga cukup besar menyerap untuk ekspor," ujar Wulaan Tilaar, Deputy General Manager PT Martha Beauty Gallery. Menurutnya, selama ini volume ekspor yang terjual mencapai 10% dan sisanya 90% pasar domestik. Meski pasar ASEAN cukup potensial, wilayah Afrika juga masuk dalam kategori rencana pengembangan bisnis Martha Tilaar Group. Afrika dilirik karena dari harga produk yang dipasarkan akan dpat diserap pasar di sana. Optimisme itu juga didasarkan pengalaman ketika krisis 1997 lalu ternyata berbagai produk yang dipasarkan mengalami kenaikan hingga 400%. Wulaan menghitung, saat krisis seperti sekarang ini terjadi brand switching yang tadinya membeli kosmetik seharga Rp 500.000 akan beralih ke produk lokal yang lebih murah. "Kami tidak main-main dalam mengembangkan riset dan development untuk produk baru," tegasnya. Dari berbagai produk yang dijual, produk bedak yang paling tinggi volume penjualannya mencapai 3 juta unit. Menurut Wulan di 2007 lalu total penjualan produk mencapai Rp 650 miliar. Sedangkan 2008 meningkat menjadi Rp 820 miliar. Tahun 2009 ini, Marta Tilaar Group menargetkan kenaikan omzet sebesar 20% yang diharapkan didapat dari pembukaan pasar-pasar baru. "Pasar juga merespons dengan sangat bagus. Maka dari itu kami terus meningkatkan kualitas produk," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Martha Tilaar Group Serius Garap Pasar ASEAN
JAKARTA. Peluang pasar kosmetik yang terbuka lebar di kawasan ASEAN akan digarap oleh Martha Tilaar Group secara serius. Pasar potensial tersebut meliputi Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Empat negara itu bakal digarap secara serius karena mereka sama secara kultur dengan Indonesia sehingga produk yang dipasarkan kemungkinan besar bisa diserap pasar. "Selama ini Malaysia dan Brunei juga cukup besar menyerap untuk ekspor," ujar Wulaan Tilaar, Deputy General Manager PT Martha Beauty Gallery. Menurutnya, selama ini volume ekspor yang terjual mencapai 10% dan sisanya 90% pasar domestik. Meski pasar ASEAN cukup potensial, wilayah Afrika juga masuk dalam kategori rencana pengembangan bisnis Martha Tilaar Group. Afrika dilirik karena dari harga produk yang dipasarkan akan dpat diserap pasar di sana. Optimisme itu juga didasarkan pengalaman ketika krisis 1997 lalu ternyata berbagai produk yang dipasarkan mengalami kenaikan hingga 400%. Wulaan menghitung, saat krisis seperti sekarang ini terjadi brand switching yang tadinya membeli kosmetik seharga Rp 500.000 akan beralih ke produk lokal yang lebih murah. "Kami tidak main-main dalam mengembangkan riset dan development untuk produk baru," tegasnya. Dari berbagai produk yang dijual, produk bedak yang paling tinggi volume penjualannya mencapai 3 juta unit. Menurut Wulan di 2007 lalu total penjualan produk mencapai Rp 650 miliar. Sedangkan 2008 meningkat menjadi Rp 820 miliar. Tahun 2009 ini, Marta Tilaar Group menargetkan kenaikan omzet sebesar 20% yang diharapkan didapat dari pembukaan pasar-pasar baru. "Pasar juga merespons dengan sangat bagus. Maka dari itu kami terus meningkatkan kualitas produk," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News