Martina Berto (MBTO) menurunkan target pertumbuhan penjualan menjadi 3% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi momen yang berat bagi berbagai emiten, termasuk emiten kosmetik PT Martina Berto Tbk (MBTO). Mengutip laporan keuangan sepanjang semester I 2020, emiten dengan kode MBTO itu mencatatkan kinerja keuangan yang kurang memuaskan.

Penjualan bersihnya menurun 31% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 167,34 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya MBTO membukukan penjualan hingga Rp 242,53 miliar. 

Sementara itu, MBTO menanggung kerugian semester I 2020 menjadi Rp 43,99 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, kerugian MBTO tercatat lebih mini yaitu Rp 17,18 miliar. 


Mempertimbangkan kondisi sejauh ini, Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil Tilaar mengungkapkan akan merevisi target pertumbuhan penjualan tahun 2020 ini. Sebelumnya, MBTO membidik target antara 4,9% hingga 5%. "Dengan pandemi yang luar biasa parah ini, top line kami usahakan mencapai 2%-3%," kata Bryan, Jumat (25/9).

Sementara untuk bottom line, Bryan berharap di sisa tahun ini MBTO bisa mencatatkan laba sehingga kerugian tahunan bisa menipis. 

Baca Juga: Perjalanan Karier Bryan David Emil Tilaar Hingga Sukses Memimpin Perusahaan Keluarga

Bryan mengatakan, permintaan pasar memang tengah lesu terutama untuk produk-produk kosmetik. Akan tetapi, selama pandemi Covid-19 MBTO masih ada peningkatan permintaan produk-produk pembersih untuk kulit, badan, dan rambut. Selain itu, Bryan mengamati ada potensi yang besar dari produk-produk terkait pandemi Covid-19.

Asal tahu saja, saat ini MBTO mulai merambah penjualan produk hand sanitizer, hand gel, dan hand wash dengan merek Quick N Fresh. Selain itu, salah satu anak perusahaannya, yakni  PT Cedefindo juga memproduksi Bright Clean. 

Melihat peluang pasar yang besar dari produk-produk berkaitan dengan Covid-19, MBTO berencana menambah variasi produknya di sisa tahun ini maupun di tahun 2021. Sementara untuk segmen kosmetik, MBTO juga tetap menambahkan produk baru. Akan tetapi, fokus produknya untuk kosmetik bagian wajah yang tidak tertutup oleh masker, misalnya pensil alis. 

Kendati melihat berbagai peluang di tengah pandemi Covid-19 ini, Bryan merasa produk-produk tersebut belum bisa menutupi penjualan kosmetik yang turun dalam. Sejauh ini penjualan produk-produk berkaitan dengan Covid-19 seperti hand sanitizer, hand gel, dan hand wash berkontribusi antara 10% hingga 15% terhadap penjualan. Sementara untuk produk-produk pembersih berkontribusi sekitar 30%. 

Baca Juga: Martina Berto (MBTO) telah buka seluruh gerai Martha Tilaar Shop di seluruh Indonesia

Di tambah lagi, MBTO merasakan adanya tekanan dari pengetatan PSBB di wilayah DKI Jakarta. Asal tahu saja, secara garis besar, pasar DKI Jakarta berkontribusi antara 30% hingga 40% terhadap penjualan MBTO selama ini. 

Walau pengetatan PSBB menekan kinerjanya, MBTO memahami bahwa langkah itu diambil pemerintah agar kondisi semakin kondusif. Adapun menyiasati penjualan di masa pandemi seperti saat ini, MBTO menggencarkan penjualan dari berbagai kanal. Misalnya, penjualan melalui mini market, health and beauty store, Martha Tilaar Shop, dan online market place lain. 

MBTO juga menguatkan strategi promosi melalui Instagram live dan live streaming. Pemberian diskon dan promo pun dilakukan untuk menggaet lebih banyak konsumen. 

Baca Juga: Martina Berto Menargetkan Bisa Cetak Laba Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati