KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen produk kosmetik dan perawatan diri, PT Martina Berto Tbk (MBTO) optimistis kinerja di tahun 2022 ini akan mencatatkan pertumbuhan dibandingkan tahun lalu. Manajemen MBTO meyakini angka penjualan tahun ini dapat meningkat hingga 90%, sehingga nilai kerugian pun bisa terpangkas signifikan dari total kerugian di tahun 2021. "Dengan kami
all out usahakan sangat minimal ruginya Rp 10 miliar. Kami telah berhasil menekan habis kerugian ditahun 2021 yang sampai Rp 100 milliar, jadi rugi yang tinggi sekali, menjadi rugi yang minim sekali," kata Direktur Utama Martina Berto Bryan Tilaar ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (28/9).
Hingga Juni 2022 lalu, MBTO membukukan pertumbuhan penjualan 46,64% menjadi Rp 133,14 miliar. Sedangkan pada periode sama tahun lalu, penjualan MBTO hanya mencapai Rp 90,79 miliar. Penjualan Martina Berto masih ditopang penjualan kosmetik yang mencapai Rp 112,41 miliar. Kemudian disusul penjualan jamu dan penjualan lain-lain yang masing-masing mencapai Rp 1,90 miliar dan Rp 63,87 miliar.
Baca Juga: Anak Usaha Martina Berto Dapat Kontrak Rp 97 Miliar dari Perusahaan Multinasional Martino Berto juga mampu menekan kerugian selama semester I-2022. Buktinya, rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mampu menyusut hingga lebih dari 60% menjadi Rp 18,20 miliar di semester I 2022. Bryan menuturkan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis untuk meningkatkan penjualan selama tahun 2022. Salah satu strategi tersebut meliputi pendistribusian produk lewat sistem multidistributor, baik di general trade, local modern trade, serta national key account. "Masing-masing distributor yang kami tunjuk punya kekuatan tersendiri untuk menggarap channel-channel penjualan itu," tutur Bryan. Kegiatan marketing juga masih menjadi strategi utama yang dijalankan MBTO untuk memaksimalkan penjualan. Berbagai kegiatan marketing lewat digital marketing, sosial media, hingga sponsor tetap getol dilakukan perseroan, namun juga tetap diiringi dengan langkah efisiensi untuk mempertahankan posisi keuangan. Di samping itu, MBTO juga terus berupaya meningkatkan kontribusi bisnis contract manufacturing, baik melalui pelanggan eksisting maupun pelanggan-pelanggan baru di sektor multinasional dan juga pelanggan dari industri lokal. Guna memperkuat posisi perusahaan, mengupayakan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga jadi langkah penting yang mesti dilakukan MBTO. "Produktivitas setinggi mungkin di sumber daya manusia (SDM) sambil kita evaluasi mana yang kurang dan tidak produktif lagi," kata Bryan. Di akhir tahun ini, Martina Berto juga akan meluncurkan produk baru. Namun demikian pihaknya belum bisa bicara lebih detail terkait jenis produk apa yang akan dirilis nanti.
Dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan, Martina Berto pun berharap EBITDA perusahaan dapat mencapai hasil positif sekitar Rp 9 miliar pada tahun 2022 ini. Di tahun 2022, MBTO menyiapkan alokasi capital expenditure (capex) sekitar Rp 5 miliar-Rp 10 miliar, yang sebagian besarnya digunakan untuk kebutuhan supply chain dan juga manufaktur pada operasional perusahaan.
Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Semakin Lincah Promosi Lewat Media Sosial Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat