Martina Berto (MBTO) Optimistis Prospek Bisnis Kosmetik Masih Cerah Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kosmetik, PT Martina Berto Tbk (MBTO), optimistis prospek bisnis kosmetik masih dapat tumbuh positif di 2024 sehingga perseroan bisa mencetak kinerja bisnis yang lebih baik. MBTO targetkan penjualan bersih sekitar Rp 525 miliar dan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp 24 miliar. 

Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil Tilaar mengatakan target yang ditetapkan ini sejalan dengan prospek yang masih baik. 

"MBTO rencanakan value net sales tumbuh sekitar 25% seiring dengan bertumbuhnya bisnis make up, skin care, pertumbuhan bisnis manufaktur, bisnis retail Martha Tilaar Shop, penjualan offline maupun online," katanya saat dihubungi KONTAN, Kamis (25/4). 


Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Membidik Penjualan 2024 Tumbuh 30%

Selain penjualan dalam negeri, MBTO juga fokus pada pasar ekspor seperti di Asia Tenggara dan Pasifik. Bryan mengatakan tidak menutup kemungkinan MBTO akan membidik pasar di luar yang sudah dijajaki. 

Sebagai informasi, MBTO merupakan pelopor produk kecantikan seperti Sariayu Martha Tilaar, Biokos, dan Rudy Hadisuwarno Cosmetics. "Kontribusi terbesar penjualan perseroan adalah dari bisnis make up, skincare dan contract manufacturing," sebutnya. 

Mengutip laporan keuangan yang dirilis, penjualan neto MBTO sebesar Rp 418,5 miliar di sepanjang 2023 atau tumbuh 16,2% dari Rp 360,18 miliar pada tahun sebelumnya. 

 
MBTO Chart by TradingView

Penjualan neto Martina Berto terdiri atas penjualan kosmetik sebesar Rp 289,7 miliar, penjualan jamu Rp 5,35 miliar, serta penjualan lain-lain mencapai Rp 198,6 miliar. Total penjualan tersebut kemudian dikurangi diskon penjualan dan retur penjualan masing-masing senilai Rp 58,37 miliar dan Rp 16,82 miliar. 

Bertumbuhnya penjualan, ikut mendorong kenaikan beban pokok penjualan MBTO. Di mana beban tersebut tercatat sebesar Rp 272,7 miliar sehingga laba bruto yang tercatat Rp 145,79 miliar di tahun 2023. 

Perseroan juga mencatatkan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 78,5 miliar, beban umum dan administrasi Rp 84,6 miliar, beban lain-lain Rp 1,5 miliar, serta beban keuangan Rp 17,5 miliar. Alhasil, MBTO masih catatkan kerugian bersih Rp 31,9 miliar. Meski demikian, perseroan telah menekan kerugian tersebut hingga 24,7% dari Rp 42,4 miliar di tahun 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .