Martina Berto (MBTO) Revisi Target Penjualan dan Laba Menjadi Lebih Tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Martina Berto Tbk (MBTO) merevisi target kinerja sepanjang tahun ini menjadi lebih tinggi. Sebelumnya manajemen MBTO membidik penjualan akan tumbuh 30% year on year (yoy) dan laba mencapai Rp 5 miliar, namun saat ini target tersebut direvisi melihat tren penjualan yang positif di awal tahun 2022. 

Direktur Utama Martina Berto, Bryan Tilaar menjelaskan kinerja MBTO di tahun ini cukup moderat optimistis. Memang waktu itu pihaknya membidik pertumbuhan penjualan 30% yoy, namun Bryan mengungkapkan kinerja hingga akhir tahun ini akan naik kurang lebih tumbuh 50% yoy. Sedangkan dari sisi profitabilitas MBTO berharap dapat mencapai laba sekitar Rp 14 miliar. 

“Memang banyak strategi yang kami lakukan termasuk di dalamnya ada strategi distribusi penjualan dan kami menjalin kerja sama dengan distributor lain untuk habis-habisan menggali ceruk pasar general trade,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (7/7). 


Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Jalin Kerja Sama dengan Anak Usaha Dosni Roha Indonesia (ZBRA)

Bryan menjelaskan bahwa general trade atau tradisional trade berkontribusi hingga 50% dari bisnis Martina Berto. 

Sejatinya, sejak 2021 Martina Berto gencar menggandeng perusahaan-perusahaan logistik untuk merealisasikan strategi multi distribusinya. Misalnya saja, di awal 2021 MBTO menjalin kerja sama dengan PT Penta Valent, kemudian pada Agustus 2021 pihaknya menggandeng PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA), dan Juni 2022  menggaet PT Dos Ni Roha (DNR). 

Bryan mengungkapkan, strategi perluasan distribusi ini dilaksanakan karena melihat kondisi pandemi Covid-19 yang sudah mereda dan pelonggaran PPKM sehingga bisnis menjadi lebih bergairah. Adapun di tahun ini, dia menegaskan, bahwa Martina Berto akan fokus terlebih dahulu dengan perusahaan logistik yang sudah mereka gandeng. 

Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Optimistis Bisa Penuhi Target Kinerja di Tahun Ini

“Jadi pekerjaan selanjutnya adalah bagaimana kami meningkatkan strategi-strategi lainnya di bidang manajemen seperti marketing expense diefisienkan,” ujarnya. 

CEO Martha Tilaar Group, Kilala Tilaar mengatakan, strategi multi distribusi pada Martina Berto terdiri dari empat bagian, yakni direct sales, channel local modern & channel modern trade, general trade, dan online

Martha Tilaar Group lebih serius menggarap pasar general trade karena melihat adanya perubahan perilaku pelanggan dan geopolitik yang berkembang di Tanah Air. Pemekaran wilayah di daerah tingkat satu dan tingkat dua di Indonesia membuat pihaknya tidak bisa lagi mengandalkan single distribution. Di sisi lain, distribusi kosmetik lebih kompleks karena banyaknya stock keeping unit (SKU). 

 
MBTO Chart by TradingView

Dia memaparkan, pandemi Covid-19 sangat berdampak pada penjualan Martha Tilaar khususnya di kosmetik. Namun seiring dengan membaiknya kondisi pandemi, maka kesempatan menjadi terbuka lebar. Oleh karenanya, pihaknya menyiapkan strategi kerja sama dengan menggandeng perusahaan logistik untuk menyiapkan jalur distribusi sehingga serapan produk ke mastarakat menjadi lebih mudah. 

“Sejak pandemi kemarin penjualan online kami cukup meningkat dari kurang lebih Rp 200 juta per bulan menjadi Rp 1,5 miliar per bulan. Menariknya, di segmen online ini kami membuka peluang kerja sama dengan Dos Ni Roha untuk menangkap peluang yang ada,” jelasnya dalam kesempatan yang sama. 

Kilala mengungkapkan bahwa pertumbuhan penjualan di semester I 2022 sudah tumbuh 50% yoy. Di 2023 pihaknya optimistis bahwa penjualan dapat tumbuh dua kali lipat dibandingkan realisasi  tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .