KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kosmetik, PT Martina Berto Tbk (MBTO), optimistis bisa mencetak kinerja bisnis yang lebih baik pada 2024. Manajemen MBTO menyatakan, optimisme ini tak lepas dari kondisi politik dalam negeri yakni Pemilu 2024 yang berlangsung aman dan kondusif, sehingga berdampak positif bagi keberlangsungan bisnis perseroan. Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil Tilaar mengatakan MBTO mengincar laba sesudah pajak sebesar Rp 10 miliar hingga akhir tahun nanti.
"Untuk
net sales kita mau bertumbuh kurang lebih 30%," kata David kepada Kontan, Jumat (8/3) lalu. Demi mengejar target pertumbuhan tersebut, MBTO telah memiliki sejumlah strategi, antara lain, mempertahankan dan meningkatkan
brand ekuitas dan
customer ekuitas. Kemudian mengonsolidasi
supply chain, manufacturing, finance accoounting hingga
marketing sales. "Kami penetrasi distribusi yang jauh lebih dalam. Memperkuat tim
sales kami di daerah dan mempertahankan serta meningkatkan bisnis di PT Cedefindo yang dikelola oleh Martha Tilaar Shop," ucapnya.
Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Kejar Penjualan Tumbuh 30%, Ini Strategi Bisnisnya David menambahkan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi MBTO tahun ini, yakni dari sisi kestabilan ekonomi Indonesia, regional maupun global yang bakal berdampak kepada kelangsungan bisnis perseroan. "Daya beli konsumen di luar sana wajib dijaga. Indikator-indikator ekonomi Indonesia ke depan harus baik, karena berdampak kepada bisnis riil seperti kita," imbuhnya.
Mengutip laporan keuangan yang dirilis, penjualan neto MBTO bertumbuh 23,02% secara tahunan menjadi Rp 320,04 miliar hingga kuartal III-2023. Pada posisi yang sama tahun 2022, penjualan neto MBTO sebesar Rp 258,26 miliar. Penjualan neto Martina Berto terdiri atas penjualan kosmetik sebesar Rp 180,55 miliar, penjualan jamu Rp 1,27 miliar, serta penjualan lain-lain mencapai Rp 196,23 miliar. Total penjualan tersebut kemudian dikurangi diskon penjualan dan retur penjualan masing-masing senilai Rp 49,95 miliar dan Rp 8,07 miliar. Bertumbuhnya penjualan, ikut mendorong kenaikan beban pokok penjualan MBTO. Hingga akhir September 2023 lalu, angkanya tercatat sebesar Rp 198,71 miliar atau lebih tinggi 27,87% dari semula Rp 155,40 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat