Martina Berto membidik pertumbuhan penjualan 7%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Martina Berto Tbk menargetkan pertumbuhan penjualan 7% tahun ini. Sementara pada pos bottom line, produsen Sari Ayu Martha Tilaar tersebut berharap bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 9 miliar.

Hanya saja, Martina Berto belum mempublikasikan laporan keuangan 2017. Alhasil, tak ketahuan perbandingan target tahun 2018 dengan realisasi kinerja tahun lalu.

Yang pasti, target bottom line tadi lebih tinggi ketimbang catatan periode 30 September 2017. Sepanjang sembilan bulan tahun lalu, mereka malah menanggung rugi bersih Rp 26,34 miliar.


Manajemen Martina Berto mengakui, kompetisi bisnis kosmetik sangat ketat. Pasalnya, industri yang mereka geluti termasuk mudah mengundang pemain baru.

Bryan David Emil, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk mengatakan, pertumbuhan nilai industri kosmetik antara 7%-9% per tahun. Taksiran itu mengutip data Euromonitor International Research. "Jadi tantangan bagi kami tetap tumbuh di atas industri," kata dia kepada KONTAN, Selasa (6/2).

Makanya, mengejar target pertumbuhan penjualan 7% juga bukan hal yang mudah. Martina Berto bakal mengiringi dengan beberapa strategi bisnis. Mulai dari pemasaran hingga perbaikan merek.

Selain itu, Martina Berto berencana memperkuat penetrasi pasar di wilayah yang belum tergarap, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri. Pasar mancanegara yang mereka incar adalah negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

Upaya lain, Martina Berto bermaksud memperkuat segmen pasar ritel. Perusahaan berkode saham MBTO di Bursa Efek Indonesia itu akan memaksimalkan gerai tradisional dan modern.  "Kami akan tentu akan perkuat jaringan distribusi dan logistik," ujar Bryan.

Penambahan produk juga masuk agenda Martina Berto. Tanpa menyebutkan detailnya, tahun ini mereka akan meluncurkan sejumlah produk anyar.

Supaya rencana bisnis tahun 2018 berjalan mulus, Martina Berto menyiapkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 59 miliar. Tujuan penggunaan capex untuk membeli mesin produksi.

Mayoritas sumber capex dari pinjaman bank. Lalu, dalam porsi kecil akan mereka penuhi dari kas internal. Hingga 30 September 2017, Martina Berto memiliki kas dan setara atau dana lancar sebesar Rp 6,59 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat