Martina Berto pasang target moderat pada 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Martina Berto Tbk tidak terlalu agresif memasang target bisnis. Daya beli masyarakat yang diperkirakan masih belum pulih dan cenderung stagnan menjadi faktor emiten berkode saham MBTO di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini konservatif mematok pertumbuhan bisnis.

Tahun ini Martina Berto menargetkan penjualan kotor sekitar Rp 1,03 triliun, naik tipis dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 1,02 triliun. Sementara, penjualan bersih diperkirakan sebesar Rp 786 miliar atau tumbuh 7,52% dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 731,57 miliar.

Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil mengatakan, target pertumbuhan tersebut cukup realistis. "Tahun 2018 ini target kami moderat optimistis. Tahun ini kami tidak terlalu agresif tapi juga tidak konservatif," ujar Bryan kepada KONTAN, Kamis (12/4).


Ia menambahkan, agenda pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang digelar tahun ini belum terbukti dapat mendongkrak pola konsumsi masyarakat. Termasuk didalamnya adalah sektor kosmetik.

Melihat kenyataan ini, Bryan bilang target Martina Berto tahun ini masih tetap positif karena sejalan dengan pertumbuhan industri kosmetik tanah air yang diprediksi akan meningkat di kisaran 7% sampai 9% dibandingkan tahun lalu.

Tahun ini, Martina Berto mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 59 miliar. Manajemen Martina Berto akan menggunakan dana belanja modal tersebut untuk beberapa keperluan, seperti perbaikan gedung, mesin dan prasarana lainnya.

Sumber dana belanja modal Martina Berto tahun ini berasal dari kas internal dan sebagian besar dari pinjaman perbankan. Hingga akhir Desember tahun lalu, Martina Berto memiliki kas dan setara kas dalam bentuk dollar Amerika Serikat sekitar US$ 881,18 juta. Martina Berto juga memiliki kas dalam dollar Singapura: S$ 139,45 juta.

Sepanjang tahun 2017, pendapatan Martina Berto masing-masing berasal penjualan kosmetik sebesar Rp 955,80 miliar, penjualan jamu senilai Rp 2,84 miliar dan penjualan lain-lain sebesar Rp 64,19 miliar. Pendapatan itu dikurangi diskon penjualan sebesar Rp 248,33 miliar dan retur penjualan Rp 42,92 miliar.

Sebelumnya, Ronni Ardiansyah, Direktur Sales PT Paragon Technology and Innovation, mengatakan, inovasi menjadi strategi perusahaannya bertumbuh. "Kami berada di industri yang sangat tergantung dengan kehadiran inovasi baru, tentu kami mempunyai inovasi baru setiap tahun," ujar Ronni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini