Martiono: Newmont Nusa Tenggara itu Blue Chip



JAKARTA. Langkah pemerintah pusat ingin mengempit 7% saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara tampaknya masuk akal. Buktinya, 16 bank dibawah komando PT Bank Mandir Tbk, BNP Pariba dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation tenang-tenang saja mengucurkan pinjaman sebesar US$ 600 juta (sekitar Rp 5,1 triliun) kepada perusahaan tambang ini.

Perinciannya adalah, Mandiri mengucurkan dana US$ 200 juta, Sumitomo sebesar US$ 125 juta, dan BNP Pariba US$ 75 juta. Sisanya ditanggung renteng penyandang dana yang lain, seperti Credit Agricole and Investment Bank, cabang Singapura, ING Bank NV cabang Singapura, Bank BNI, Goldman Sachs Lending partners LLC, UBS AG, PT Bank Commonwealth dan yang lain.

Bagi Martiono Hadinanto, Presiden Direktur Newmont Nusa Tenggara, pemberian pinjaman ini sebagai bukti bawah perusahaan tambang emas asal Australia ini sungguh kinclong. “Harap catat, Newmont Nusa Tenggara ini bisa dikategorikan sebagai perusahaan blue chip,” katanya usai penandatangan sindikasi pinjaman kepada Newmont Selasa (14/6).


Pernyataan Martiono ini jelas amat dinanti-nantikan para investor. Pasalnya ada rencana NNT bakal melantai di bursa. Sayang, Martiono enggan mengomentari soal ini. “Saya tidak mau omong soal IPO,” katanya.

Yang pasti dana pinjaman ini tergolong konservatif. Rapat Pemegang Saham NNT memberi lampu hijau kepada manajemen untuk mencari pinjaman hingga US$ 800 juta untuk melakukan ekspansi usaha. Tapi, Martiono cuma mengambil 75% dari plafon.

Dana pinjaman dengan tenor hingga enam tahun ini bakal Newmont pakai untuk pengembangan usaha. Terutama untuk pengembangan tambang di Bukit Hijau yang sudah masuk fase 6 dan 7. Serta mulai mempersiapkan lokasi tambang Elang yang digadang-gadang punya cadangan emas yang relatif lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie