JAKARTA. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie menyatakan bahwa dirinya siap mundur dari jabatannya sebagai pucuk pimpinan lembaga legislatif, apabila ia terbukti telah menerima uang sebesar Rp 300 miliar, sebagaimana yang ditudingkan oleh tersangka kasus dana penyesuaian infrastruktur daerah (DPID) Wa Ode Nurhayati. "Sering orang memfitnah tanpa dasar. Ada indikasi satu saja, saya siap berhenti (dari Ketua DPR)," tutur Marzuki saat dikonfirmasi melalui blackberry messenger di Jakarta, Selasa (19/6). Marzuki juga menegaskan pernyataan dirinya yang menyatakan siap melakukan sumpah pocong untuk membuktikan kebenarannya. Kalangan politisi DPR sempat dihebohkan dengan kiriman berantai bahwa Marzuki siap sumpah pocong. "Ya, apa saja termasuk (sumpah) pocong, sebagai umat muslim, sumpah sangat luar biasa dampaknya, kalau kita bohong," katanya. Sebelumnya, dalam pernyataan tertulis yang disebarkan ke insan media, Marzuki menyatakan bahwa dirinya enggan berpolemik lagi terkait dirinya menerima duit hingga Rp300 miliar. Marzuki juga meminta agar dicarikan fakta untuk tudingan yang dialamatkan kepada dirinya itu. Marzuki meminta penjelasan mengenai siapa yang memberi dana sebesar Rp 300 miliar sebagai fee dalam meloloskan daerah di pembahasan DPID, di mana uang tersebut diberikan kepadanya atau orang kepercayaannya, bagaimana cara yang bersangkutan memberikan uang tersebut, serta dalam kaitan apa uang sebesar itu diberikan kepada dirinya. "Apakah karena saya ikut membahas, ikut mengatur, ikut mencalo? Ikut mengesahkan atau ikut tanda tangan. Kalau ada jawaban ini, karena sulit dibuktikan, mari kita bersumpah atas nama Tuhan kita," ujarnya. Marzuki juga menyebut akan dilaknat tujuh turunan, serta akan melakukan sumpah pocong bila diperlukan agar suasana sakral terbangun, di depan para ulama Indonesia. Marzuki juga menegaskan siap diperiksa dengan menggunakan alat elektronik uji kebohongan atau lie detector, untuk mengetahui kebenaran tudingan Wa Ode. "Agar bangsa ini tidak disibukkan dengan fitnah, sehingga habis waktu kita berpolemik," kata Marzuki.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Marzuki Alie siap sumpah pocong bantah Wa Ode
JAKARTA. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie menyatakan bahwa dirinya siap mundur dari jabatannya sebagai pucuk pimpinan lembaga legislatif, apabila ia terbukti telah menerima uang sebesar Rp 300 miliar, sebagaimana yang ditudingkan oleh tersangka kasus dana penyesuaian infrastruktur daerah (DPID) Wa Ode Nurhayati. "Sering orang memfitnah tanpa dasar. Ada indikasi satu saja, saya siap berhenti (dari Ketua DPR)," tutur Marzuki saat dikonfirmasi melalui blackberry messenger di Jakarta, Selasa (19/6). Marzuki juga menegaskan pernyataan dirinya yang menyatakan siap melakukan sumpah pocong untuk membuktikan kebenarannya. Kalangan politisi DPR sempat dihebohkan dengan kiriman berantai bahwa Marzuki siap sumpah pocong. "Ya, apa saja termasuk (sumpah) pocong, sebagai umat muslim, sumpah sangat luar biasa dampaknya, kalau kita bohong," katanya. Sebelumnya, dalam pernyataan tertulis yang disebarkan ke insan media, Marzuki menyatakan bahwa dirinya enggan berpolemik lagi terkait dirinya menerima duit hingga Rp300 miliar. Marzuki juga meminta agar dicarikan fakta untuk tudingan yang dialamatkan kepada dirinya itu. Marzuki meminta penjelasan mengenai siapa yang memberi dana sebesar Rp 300 miliar sebagai fee dalam meloloskan daerah di pembahasan DPID, di mana uang tersebut diberikan kepadanya atau orang kepercayaannya, bagaimana cara yang bersangkutan memberikan uang tersebut, serta dalam kaitan apa uang sebesar itu diberikan kepada dirinya. "Apakah karena saya ikut membahas, ikut mengatur, ikut mencalo? Ikut mengesahkan atau ikut tanda tangan. Kalau ada jawaban ini, karena sulit dibuktikan, mari kita bersumpah atas nama Tuhan kita," ujarnya. Marzuki juga menyebut akan dilaknat tujuh turunan, serta akan melakukan sumpah pocong bila diperlukan agar suasana sakral terbangun, di depan para ulama Indonesia. Marzuki juga menegaskan siap diperiksa dengan menggunakan alat elektronik uji kebohongan atau lie detector, untuk mengetahui kebenaran tudingan Wa Ode. "Agar bangsa ini tidak disibukkan dengan fitnah, sehingga habis waktu kita berpolemik," kata Marzuki.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News