KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kemampuan beradaptasi sangat penting bagi perusahaan asuransi di masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan
big data dan teknologi. Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non-Bank OJK Riswinandi menyatakan OJK merespon tren asuransi yang melakukan penjualan produk melalui
insurtech,
aggregator, dan broker. Untuk alasan ini, ia bilang OJK sedang meninjau peraturan perantara asuransi dan fokus pada peningkatan tata kelola TI.
Baca Juga: AAUI: Asuransi umum masih akan bertumpu pada lini kendaraan bermotor dan properti Selain itu mengenai mitigasi risiko dan juga transparansi produk dari
insurtech. Fokusnya adalah membina itu bisnis asuransi sambil memastikan konsumen perlindungan. Ia membayangkan pada 25 tahun mendatang akan terjadi pergeseran bisnis asuransi. “Pekerjaan asuransi tradisional untuk mendeteksi dan memperbaiki akan digantikan oleh memprediksi dan mencegah. Jadi, kita tidak hanya memikirkan cara kita membayar klaim, melainkan memanfaatkan teknologi untuk penjaminan emisi yang lebih baik memproses dan menurunkan klaim,” ujar Riswinandi pada Indonesia Rendezvous ke-25 di Bali Nusa Convention Centre (BNDCC), Kamis (17/10). Ia melanjutkan, pada saat itu, OJK membayangkan bahwa asuransi akan menjadi sangat mengandalkan data dari kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (AI) serta
Internet of Things (IoT). Riswinandi menilai lompatan teknologi tidak bisa dihindari. Ia menyebut data-data akan dimanfaatkan oleh untuk database aktuaria untuk mendapatkan lebih banyak gambaran risiko pribadi pemegang polis skor, perilaku mereka, probabilitas dan potensi keparahan peristiwa. Hal ini akan menghasilkan nilai layanan yang lebih baik untuk perusahaan dan pelanggan.
Baca Juga: Ekonomi tumbuh, OJK optimistis premi asuransi tahun depan bisa lebih optimal “Tren itu juga akan membantu perusahaan asuransi untuk memahami klien mereka lebih dalam, menghasilkan kategori produk baru, lebih personal premium, dan tentu saja layanan yang semakin nyata pengiriman. Sebagai konsekuensinya, TI mengubah asuransi bermain untuk mendorong lebih banyak strategi yang berfokus pada pelanggan,” tutur Riswinandi.
Asal tahu saja, Indonesia Rendezvous merupakan acara
international gathering bagi pelaku industri asuransi umum di Indonesia, kegiatan ini sudah menjadi agenda resmi yang rutin setiap tahunnya diselenggarakan oleh AAUI. Lebih dari 500 peserta dari 11 negara hadir pada gelaran Indonesia Rendezvous kali ini. Acara ini berlangsung pada 16-19 Oktober 2019 di Bali Nusa Convention Centre (BNDCC), Nusa Dua, Bali.
Baca Juga: Peringati hari asuransi, Dewan Asuransi Indonesia galakkan sejuta polis untuk negeri Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi