JAKARTA. Rintangan berat masih membayangi PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Laba bersih BDMN sepanjang tahun 2014 turun 35,64% secara year on year (yoy) menjadi Rp 2,6 triliun. Penurunan kinerja BDMN ini telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, analis menilai, penurunan kinerja akhir tahun lalu jauh dari estimasi awal. "Kami semula memperkirakan laba setelah pajak Bank Danamon mencapai Rp 2,9 triliun di sepanjang 2014," tulis Stephan Hasjim, Analis Indo Premier Securities dalam riset 30 Januari 2015. Hasil laba tersebut juga karena beban restrukturisasi di kuartal IV-2014. Manajemen BDMN menyebutkan, penurunan kinerja lantaran dua hal. Pertama, perubahan perhitungan pada pendapatan asuransi sesuai peraturan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2014.
Masa paling krusial bisnis Bank Danamon
JAKARTA. Rintangan berat masih membayangi PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Laba bersih BDMN sepanjang tahun 2014 turun 35,64% secara year on year (yoy) menjadi Rp 2,6 triliun. Penurunan kinerja BDMN ini telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, analis menilai, penurunan kinerja akhir tahun lalu jauh dari estimasi awal. "Kami semula memperkirakan laba setelah pajak Bank Danamon mencapai Rp 2,9 triliun di sepanjang 2014," tulis Stephan Hasjim, Analis Indo Premier Securities dalam riset 30 Januari 2015. Hasil laba tersebut juga karena beban restrukturisasi di kuartal IV-2014. Manajemen BDMN menyebutkan, penurunan kinerja lantaran dua hal. Pertama, perubahan perhitungan pada pendapatan asuransi sesuai peraturan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2014.