Masa penawaran umum selesai, Ladangbaja Murni catatkan kelebihan permintaan 356 kali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ladangbaja Murni telah menyelesaikan proses penawaran umum dalam rangka initial public offering (IPO) pada 2-4 Juni 2021. Selama masa penawaran umum tersebut, perusahaan yang bergerak dalam perdagangan baja serta produksi baja dan turunan baja ini mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak 356 kali dari jatah pooling.

Direktur Utama LABA Mugi Tri Cahyono mengatakan, kelebihan permintaan sebanyak 356 kali porsi pooling di luar ekspektasinya. "Dengan kondisi seperti sekarang di tengah pandemi, minat investor tetap tinggi untuk menyerap saham LABA. Investor tetap melihat prospek bisnis kami yang cukup menjanjikan dimana permintaan akan mould base dan finish mould semakin besar," kata Mugi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/6).

Menurut dia, kelebihan permintaan ini didukung oleh kinerja Ladangbaja Murni yang baik sebelum pandemi dan rencana perusahaan untuk melakukan diversifikasi produk dan melakukan efisiensi produksi. Sebagaimana diketahui, perusahaan akan melakukan ekspansi dengan penambahan divisi mould base dan pembangunan beserta renovasi pabrik di Cibitung.


Baca Juga: Masa penawaran umum tengah berlangsung, Ladangbaja pasang harga IPO Rp 125 per saham

Melalui IPO ini, Ladangbaja Murni menawarkan 200 juta atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran Rp 125 per saham. Dengan begitu, Ladangbaja Murni mengantongi dana segar Rp 25 miliar dari IPO ini. Ladangbaja Murni bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juni 2021 dengan kode saham LABA.

Perusahaan juga menerbitkan waran seri I sebanyak 280 juta bersamaan dengan saham baru LABA yang diberikan secara cuma-cuma dengan rasio 5:7. Waran seri I memiliki harga pelaksanaan Rp 150. Adapun seluruh dana hasil pelaksanaan waran seri I akan digunakan untuk modal kerja LABA ke  depannya.

Setelah IPO ini, kepemilikan PT Adyatama Global Investama akan tergerus dari 60% menjadi 48%. Sementara kepemilikan PT Alfa Omega Investindo akan berkurang dari 40% menjadi 32%.

Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit,  Ladangbaja Murni membukukan penjualan neto Rp 13,84 miliar di tahun lalu. Jumlah itu turun 31,81% dari tahun 2019 yang sebesar Rp 20,3 miliar.  Sementara di segi bottom line, perusahaan membukukan rugi bersih Rp 2,87 miliar pada 2020. Padahal di tahun 2019, Ladangbaja Murnu masih mencetak laba bersih sebesar Rp 2,52 miliar.

Selanjutnya: Lepas 200 juta saham, Ladangbaja Murni tetapkan harga IPO di Rp 125 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .