JAKARTA. PT AAA Investment bisa sedikit bernafas karena mendapatkan perpanjangan masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)  selama 30 hari dari para krediturnya. AAA Investment meminta perpanjangan PKPU karena perdamaian dengan kreditur belum tercapai.

Perpanjangan masa PKPU akan dimanfaatkan AAA Investment untuk menyempurnakan proposal perdamaian. "Ada dokumen yang harus dilengkapi," kata kuasa hukum AAA Invesment Sugihata Gunawan, seusai rapat kreditur di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Selasa (26/1).

Dia mengklaim sudah ada titik temu antara kreditur dan AAA Investment, namun beberapa kreditur masih belum puas karena penundaan pembayaran utang terlalu panjang, tiga sampai delapan tahun.  Selain itu AAA Investment tidak bisa memberikan jaminan pelunasan utang karena tidak memiliki aset. "Aset kami hanya saham pada anak perusahaan," kata Sugihata.

BPJS Kesehatan Torehkan Prestasi di Indonesia Technology Excellence Awards 2025

Dalam proposal perdamaian, AAA Investment meminta penundaan pembayaran atau grace period tiga sampai delapan tahun untuk kreditur dengan tagihan di bawah Rp 1,5 miliar. Sementara tagihan di atas Rp 1,5 miliar ditawarkan grace period delapan tahun. "Kalau mereka bertahan dengan proposal perdamaian ini, saya yakin tidak ada kreditur yang mau," kata Seteven Halim, kuasa hukum salah satu kreditur bernama Indrawati.

Masa penundaan itu dinilai terlalu lama, apalagi menurut Seteven, rata-rata kreditur sudah berusia lanjut. "Klien saya usianya sudah 80 tahun," katanya. Masa penundaan yang ditolerir dua hingga tiga tahun bagi kreditur dengan tagihan di atas Rp 1,5 miliar.

AAA Investment memiliki utang mencapai Rp 218,38 miliar kepada 21 kreditur. Utang terbesar datang dari  PT AAA Cipta Persada sebesar Rp 50,54 miliar. Kreditur lainnya ialah Perkumpulan Aloysius sebesar Rp 35,82 miliar, Keuskupan Agung Semarang Rp 33,8 miliar dan PT Axle Asia. Semua kreditur ialah kreditur konkuren yang utangnya tanpa jaminan aset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News