JAKARTA. Kinerja emiten sektor telekomunikasi hingga kuartal III-2013 tenggelam. Cuma PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang bisa membukukan kenaikan laba bersih.TLKM berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih 10,6% year on year (yoy) menjadi Rp 11,06 triliun dari sebelumnya Rp 10 triliun. Prestasi ini ditopang kenaikan pendapatan TLKM 8,16% yoy menjadi Rp 61,5 triliun.Sementara, laba bersih PT XL Axiata Tbk (EXCL) anjlok 58,24% yoy menjadi Rp 917 miliar. Emiten telekomunikasi lain hanya bisa mencetak rugi bersih.Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto mengatakan, TLKM dan EXCL masih membukukan laba bersih lantaran tertopang perkembangan bisnis data. "Mereka juga memiliki kabel optik yang bagus untuk mendukung pelayanan," tutur David.Langkah EXCL yang tengah dalam proses akuisisi operator seluler Axis dinilai positif oleh David. EXCL mengincar frekuensi yang dimiliki Axis guna mendukung ekspansi dan meningkatkan kualitas layanan. Akuisisi Axis, menurut David, juga dapat mempercepat keinginan EXCL untuk menyalip PT Indosat Tbk (ISAT) ISAT sebagai operator dengan jumlah pelanggan terbesar kedua di Indonesia, setelah TLKM.Kinerja ISAT sendiri kian merosot. Di kuartal III 2013, emiten ini merugi Rp 1,76 triliun. David bilang, ISAT terantuk beban utang tinggi. Depresiasi rupiah menambah beban ISAT karena sebagian besar utang ISAT berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS).Kinerja, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) juga kian terpuruk karena bisnis telekomunikasi berbasis CDMA yang memudar. "Banyak pengguna CDMA yang berpindah lagi ke GSM," terang David.Wilson Sofan, analis Reliance Securities menilai, bisnis telekomunikasi mulai jenuh dan masuk masa konstraksi (menurun) sehingga berujung pada perang tarif. Alhasil, margin operator kian tipis. "Bisnis ini dalam jangka menengah panjang tidak terlalu bagus," ujarnya.Tapi, kata Wilson, dalam jangka pendek, sektor telekomunikasi masih mendapat sentimen positif dari penyelenggaraan Pemilu 2014. Pemilu bisa mendongkrak permintaan telekomunikasi. Dalam jangka panjang, bisnis telekomunikasi memang masih bisa tumbuh, terutama layanan data. Diantara emiten halo-halo, Wilson menjagokan saham TLKM. Menurut dia, saham TLKM masih layak dikoleksi.Sementara itu, David merekomendasi hold atas saham TLKM dan EXCL, serta sell bagi saham ISAT, FREN dan BTEL. Ia masih optimistis kinerja beberapa emiten telekomunikasi di tahun depan bisa tumbuh satu digit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Masa surut emiten telekomunikasi
JAKARTA. Kinerja emiten sektor telekomunikasi hingga kuartal III-2013 tenggelam. Cuma PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang bisa membukukan kenaikan laba bersih.TLKM berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih 10,6% year on year (yoy) menjadi Rp 11,06 triliun dari sebelumnya Rp 10 triliun. Prestasi ini ditopang kenaikan pendapatan TLKM 8,16% yoy menjadi Rp 61,5 triliun.Sementara, laba bersih PT XL Axiata Tbk (EXCL) anjlok 58,24% yoy menjadi Rp 917 miliar. Emiten telekomunikasi lain hanya bisa mencetak rugi bersih.Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto mengatakan, TLKM dan EXCL masih membukukan laba bersih lantaran tertopang perkembangan bisnis data. "Mereka juga memiliki kabel optik yang bagus untuk mendukung pelayanan," tutur David.Langkah EXCL yang tengah dalam proses akuisisi operator seluler Axis dinilai positif oleh David. EXCL mengincar frekuensi yang dimiliki Axis guna mendukung ekspansi dan meningkatkan kualitas layanan. Akuisisi Axis, menurut David, juga dapat mempercepat keinginan EXCL untuk menyalip PT Indosat Tbk (ISAT) ISAT sebagai operator dengan jumlah pelanggan terbesar kedua di Indonesia, setelah TLKM.Kinerja ISAT sendiri kian merosot. Di kuartal III 2013, emiten ini merugi Rp 1,76 triliun. David bilang, ISAT terantuk beban utang tinggi. Depresiasi rupiah menambah beban ISAT karena sebagian besar utang ISAT berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS).Kinerja, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) juga kian terpuruk karena bisnis telekomunikasi berbasis CDMA yang memudar. "Banyak pengguna CDMA yang berpindah lagi ke GSM," terang David.Wilson Sofan, analis Reliance Securities menilai, bisnis telekomunikasi mulai jenuh dan masuk masa konstraksi (menurun) sehingga berujung pada perang tarif. Alhasil, margin operator kian tipis. "Bisnis ini dalam jangka menengah panjang tidak terlalu bagus," ujarnya.Tapi, kata Wilson, dalam jangka pendek, sektor telekomunikasi masih mendapat sentimen positif dari penyelenggaraan Pemilu 2014. Pemilu bisa mendongkrak permintaan telekomunikasi. Dalam jangka panjang, bisnis telekomunikasi memang masih bisa tumbuh, terutama layanan data. Diantara emiten halo-halo, Wilson menjagokan saham TLKM. Menurut dia, saham TLKM masih layak dikoleksi.Sementara itu, David merekomendasi hold atas saham TLKM dan EXCL, serta sell bagi saham ISAT, FREN dan BTEL. Ia masih optimistis kinerja beberapa emiten telekomunikasi di tahun depan bisa tumbuh satu digit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News