Masih Ada Asa Bagi MNCN dan SCMA di Fase Suntik Mati TV Analog



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) harus bertatih-tatih mengarungi semester satu tahun ini. Pasalnya, laba bersih kedua emiten itu terpangkas signifikan. 

Penurunan laba bersih dua raksasa media ini, tak lain tak bukan, sebabkan oleh melorotnya pendapatan iklan akibat penerapan kebijakan Analog Switch Off (ASO) oleh pemerintah.

Menilik laporan keuangan per 30 Juni 2023, pendapatan usaha emiten milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, MNCN anjlok 15,07% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp 4,44 miliar dari Rp 5,27 miliar. 


Setali tiga uang, pendapatan bersih emiten milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja, yakni SCMA juga menyusut 4,14% secara tahunan dari Rp 3,16 triliun menjadi Rp 3,03 triliun. 

Baca Juga: Sudah Resmi, Siaran TV Analog di Seluruh Indonesia Dimatikan

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menjelaskan penurunan pendapatan iklan terutama MNCN disebabkan oleh penurunan iklan non-digital selama periode Januari–Juni 2023.  

Pendapatan iklan digital MNCN naik 0,54% secara tahunan menjadi Rp 1,35 triliun. Sedangkan, pendapatan iklan non digital anjlok 25,88% YoY menjadi Rp 2,53 triliun.

"Kami tidak dapat mengabaikan fakta bahwa ASO berdampak besar pada stasiun TV kami. Namun kami telah berhasil mendapatkan banyak kesepakatan dan merambah ke bisnis hiburan," kata Hary Tanoe belum lama ini. 

Baca Juga: Cara Mencari Channel TV Digital lewat Set Top Box beserta Ketentuannya

Meski menjadi ASO momok yang mengerikan bagi industri pertelevisian, tapi MNCN dan SCMA masih optimistis akan ada pemulihan kinerja yang didorong oleh ekspansi bisnis dan pemulihan makro ekonomi.  

Direktur Utama Surya Citra Media Susanto Hartono juga tak menampik bahwa kebijakan ASO merupakan ujian yang sangat bagi industri televisi karena membuat pengiklan menahan diri. 

"Kami melihat para pengiklan akan mulai kembali normal, terlebih kesiapan masyarakat bermigrasi ke TV digital sudah lebih tinggi dibanding tahun lalu," ujar Susanto. 

Baca Juga: Surya Citra Media (SCMA) Menanti Pengiklan Datang Kembali

Masih Ada Harapan

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menjelaskan dampak kebijakan suntik mati TV Analog yang sepenuhnya pada Agustus 2023 akan menjadi hantu bagi kinerja kedua emiten itu. 

Namun dia mencermati emiten media masih akan mendapatkan angin segar dari gelaran kampanye yang akan digelar pada paruh kedua 2023. Ini akan mendorong belanja iklan. 

"Menjelang kampanye akan masuk iklan-iklan dan kebutuhan lainnya terkait pemilu sehingga bisa mendongkrak kinerja top line," kata Arjun saat dihubungi Kontan.co.id. 

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mencermati tuntasnya penerapan implementasi ASO diharapkan dapat mendorong para pengiklan untuk kembali melirik segmen Free-To-Air (FTA). 

Baca Juga: Migrasi ke TV Digital Menggerus Pendapatan Iklan TV FTA, Simak Prospek Bisnis MNCN

Gani memproyeksikan angin segar bagi emiten media bakal terlihat pada kuartal III-2023 ini. Memang, sebelumnya pengiklan masih menahan diri karena efek ASO jangka pendek. 

"Kuartal ketiga 2023 menjadi titik balik dan diperkirakan akan ada pertumbuhan pada semester II-2023 hingga semester I-2024. Ini juga didukung oleh konsumsi yang lebih tinggi saat masa pemilu," jelas Gani dalam riset tertanggal 6 Juli 2023. 

Adapun top picks Ciptadana Sekuritas Asia jatuh pada SCMA dan menyematkan rekomendasi buy dengan target harga di Rp 200 per saham. Sementara pilihan Arjun jatuh pada MNCN dengan target harga Rp 650 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati