JAKARTA. Era booming komoditas boleh jadi sudah lewat seiring dengan luruhnya harga minyak dunia dalam dua bulan terakhir. Tak terkecuali dengan komoditas batubara. Harga batubara di Newcastle Index sudah melandai di level US$ 100,83 per ton. Padahal, Juni silam, harga batubara pernah melambung hingga kisaran US$ 160 per ton.Riset UBS Securities akhir Oktober lalu menegaskan, era bulan madu batubara memang sudah berakhir. Resesi global yang menyusutkan permintaan batubara dunia akan memperpanjang pelemahan harga komoditas yang satu ini. Namun, peluang kenaikan harga batubara masih terbuka dalam jangka waktu 12 bulan hingga 18 bulan ke depan.Asumsinya, ketatnya likuditas dan penurunan pendapatan akan menyusutkan investasi di sektor tambang. Produksi batubara pun diprediksi ikut turun. Artinya, "Supply dan demand sama-sama melambat," jelas Andreas Bokkenheuser, analis UBS Securities.
Masih Ada Harapan Rebound untuk Batubara
JAKARTA. Era booming komoditas boleh jadi sudah lewat seiring dengan luruhnya harga minyak dunia dalam dua bulan terakhir. Tak terkecuali dengan komoditas batubara. Harga batubara di Newcastle Index sudah melandai di level US$ 100,83 per ton. Padahal, Juni silam, harga batubara pernah melambung hingga kisaran US$ 160 per ton.Riset UBS Securities akhir Oktober lalu menegaskan, era bulan madu batubara memang sudah berakhir. Resesi global yang menyusutkan permintaan batubara dunia akan memperpanjang pelemahan harga komoditas yang satu ini. Namun, peluang kenaikan harga batubara masih terbuka dalam jangka waktu 12 bulan hingga 18 bulan ke depan.Asumsinya, ketatnya likuditas dan penurunan pendapatan akan menyusutkan investasi di sektor tambang. Produksi batubara pun diprediksi ikut turun. Artinya, "Supply dan demand sama-sama melambat," jelas Andreas Bokkenheuser, analis UBS Securities.