KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memperpanjang suspend saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) meski emiten ini telah menyerahkan laporan keuangan kuartal ketiga 2020 yang diaudit pada 17 Januari lalu. BEI menyebut setelah emiten menyampaikan laporan keuangan, maka BEI dapat membuka suspend saham emiten. Namun berdasarkan evaluasi bursa atas laporan keuangan serta tanggapan permintaan penjelasan, BEI berpendapatan masih terdapat keraguan atas kelangsungan usaha (going concern) Bakrie Telecom. "Sehubungan dengan hal tersebut, maka BEI memutuskan untuk melakukan perpanjangan penghentian sementara perdagangan efek Bakrie Telecom (BTEL) di seluruh pasar sejak sesi I perdagangan hari Selasa, 11 Mei 2021 hingga pengumuman lebih lanjut," ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Senin (10/5). Bakrie Telecom telah menyerahkan laporan keuangan kuartal ketiga 2020 yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP). Pada periode sembilan bulan tahun lalu, BTEL mencatat pendapatan usaha Rp 8,1 miliar. Pendapatan ini turun 21,13% secara tahunan dari sebelumnya Rp 10,27 miliar.
Masih ada keraguan going concern, suspend saham Bakrie Telecom (BTEL) diperpanjang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memperpanjang suspend saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) meski emiten ini telah menyerahkan laporan keuangan kuartal ketiga 2020 yang diaudit pada 17 Januari lalu. BEI menyebut setelah emiten menyampaikan laporan keuangan, maka BEI dapat membuka suspend saham emiten. Namun berdasarkan evaluasi bursa atas laporan keuangan serta tanggapan permintaan penjelasan, BEI berpendapatan masih terdapat keraguan atas kelangsungan usaha (going concern) Bakrie Telecom. "Sehubungan dengan hal tersebut, maka BEI memutuskan untuk melakukan perpanjangan penghentian sementara perdagangan efek Bakrie Telecom (BTEL) di seluruh pasar sejak sesi I perdagangan hari Selasa, 11 Mei 2021 hingga pengumuman lebih lanjut," ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Senin (10/5). Bakrie Telecom telah menyerahkan laporan keuangan kuartal ketiga 2020 yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP). Pada periode sembilan bulan tahun lalu, BTEL mencatat pendapatan usaha Rp 8,1 miliar. Pendapatan ini turun 21,13% secara tahunan dari sebelumnya Rp 10,27 miliar.