Masih ada peluang inflasi Februari melandai



JAKARTA. Ekonom Maybank Indonesia Juniman memperkirakan masih adanya tekanan-tekanan terhadap inflasi bulan ini. Namun, ia juga memperkirakan masih ada peluang inflasi Februari 2017 di bawah 0,5%, lebih rendah dari inflasi Januari yang sebesar 0,97%.

Juniman mengatakan, berdasarkan trennya, inflasi Februari biasanya lebih rendah dibanding inflasi Januari. Walaupun masih tekanan-tekanan, seperti dampak kenaikan tarif listrik dan dampak kenaikan harga gabah, sebagaimana yang disebutkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut Juniman, meski ada dampak kenaikan listrik dan harga gabah, di sisi lain ada panen sebagian. Walaupun puncak panen terjadi di Maret dan April nanti.


"Kami perkirakan inflasi Februari sekitar 0,2%-0,5%," kata Juniman kepada KONTAN, Rabu (1/2). Bahkan menurut Juiman, jika pemerintah bisa menjaga pasokan bahan pangan khususnya cabai maka bulan ini berpeluang terjadi deflasi.

Lebih lanjut menurutnya, tak hanya Februari saja tetapi juga sepanjang tahun ini pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus menjaga pasokan dan distribusi harga makanan sehingga tidak ada penimbunan dan spekulasi harga bahan makanan. Dengan demikian, inflasi akan tetap terjaga meski ada kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Selain itu lanjut Juniman, pemerintah juga perlu mengambil keputusan yang bijaksana, khususnya mengenai waktu yang tepat untuk menaikkan administered prices. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi inflasi tinggi seperti bulan lalu.

"Harusnya pemerintah lakukan kenaikan tarif saat inflasi rendah. Misalnya saat panen raya Maret dan April, usai lebaran Juli dan Setember, atau Oktober yang juga terjadi panen," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia