Masih Ada Potensi Pelemahan Rupiah pada Rabu (18/5)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah menguat 0,35% ke Rp 14.645 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (17/5). Rupiah memanfaatkan pelemahan dolar AS dari level tertinggi dua dekade.

Para trader memperkirakan suku bunga jangka pendek yang agresif dari Federal Reserve berpotensi akan menyeret pertumbuhan ekonomi AS. "Beberapa bukti yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS muncul Senin dengan indeks manufaktur Empire State Fed New York menunjukkan penurunan mendadak selama Mei," ucap Ibrahim dalam riset hari ini.

Ibrahim menyebut, ekspektasi suku bunga global juga menjadi lebih hawkish, dengan kesenjangan antara imbal hasil riil Jerman dan AS 10-tahun menyempit lebih dari 30 basis poin pada Mei 2022 hingga saat ini. Bank sentral di Inggris dan Australia juga telah menaikkan suku bunga.


Baca Juga: Masih Bergerak di Kisaran Paling Lemah Sejak Oktober 2020, Begini Prediksi Rupiah

Ibrahim menyampaikan Reserve Bank of Australia juga merilis risalah dari pertemuan kebijakan terbaru pada hari sebelumnya, dengan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-7 akan bertemu sehari kemudian.

Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 surplus sebesar US$ 7,56 miliar. Pada April 2022 ekspor Indonesia menyentuh US$ 27,32 miliar, atau naik 3,11% secara month to month (mtm). Sementara posisi impor Indonesia hanya US$ 19,76 miliar atau turun 10,01%. Surplus neraca dagang Indonesia terjadi beruntun selama 24 bulan.

Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan Rabu (18/5) rupiah kemungkinan akan dibuka berfluktuasi di rentang Rp 14.630 per dolar AS-Rp 14.680 per dolar AS dan ditutup melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati